Davin tahu konsekuensi yang akan diterimanya, bahkan setelah ia mengantar Bening pulang, kini ia akan menghadapi realita yang sebenarnya. Nia, wanita itu sudah menunggunya di rumah. Kabar kekalahannya pasti sudah diketahui wanita itu. Hanya tinggal menunggu waktu, Davin akan melihat wanita itu murka dan benar-benar membawanya pindah. Motor yang dikendarainya memasuki garasi dimana ia sudah melihat mobil Nia terparkir di depan pintu gerbang kediaman Mega. “Darimana?” Mega yang pertama kali menyadari kehadiran Davin, atau lebih tepatnya wanita itu memang sengaja menunggu Davin sejak tadi. “Di telpon nggak diangkat,” rautnya terlihat begitu khawatir. “Antar Bening dulu.” Balasnya dengan senyum. Mega tahu, Davin pasti bersama Bening. Mega pun sangat memaklumi hanya saja tidak dengan N

