“Aku sempat mengira mereka hanya sekedar saling membutuhkan satu sama lain saja. Yang satu butuh uang dan satunya lagi butuh kehangatan. Ternyata tidak seperti itu,” Fanya dan Nia bertemu di salah satu cafe. “Ternyata Rei benar-benar jatuh cinta pada wanita itu.” Lanjutnya. Fanya mengangguk setuju. “Caranya mencintai seseorang sama seperti saat Rei mencintai Venus. Tidak jauh berbeda.” Balasnya dengan ekspresi tenang, seolah tidak terjadi apapun. “Kenapa kamu terlihat begitu tenang, padahal sudah jelas Mega mengacaukan semuanya.” Fanya tersenyum. “Sekalipun aku berteriak dan melakukan hal-hal gila lainnya, hasilnya akan tetap sama. Aku akan kalah.” Kening Nia mengerut, menatap ke arah Fanya. “Artinya kamu tidak mencintai Rei,” “Entahlah, aku tidak tahu pasti. Tapi setelah mera

