Andrew menatap Briona yang tampak murung dan lemas. Ditinggalkan Izza begitu saja tampaknya membuat perempuan ini syok dan sedih sehingga membuatnya mengurung diri dikamar. “Kamu harus makan, Bri. Ingat anak di dalam kandunganmu,” bujuk Andrew sambil menuangkan lauk keatas piring makan Briona. Briona hanya mengangguk perlahan tanpa bicara. Walau ia tak ada nafsu untuk makan tetapi janin di dalam tubuhnya butuh asupan darinya, selain itu ia juga tak boleh merepotkan Andrew yang telah berbaik hati untuk memberikannya tempat. “Setelah makan siang ini, kamu harus istirahat karena nanti malam aku akan mengantarmu ke dokter kandungan. Beberapa hari ini kondisi fisik dan psikismu pasti kurang baik setelah apa yang terjadi, semoga tidak mempengaruhi kondisi janinmu.” Lagi-lagi Briona hanya m

