“... Aku ingin mengusap poninya yang menggantung, dan menyingkirkan kerutan samar dari dahinya...” *** Bukankah harusnya dia tidak peduli!? "Dhea... Bangun D," ucap Adit sambil berusaha menggendongnya. "Jangan sentuh dia!" teriak Adit pada Andre yang mencoba membantunya. Bahkan Pak Raka sampai tertegun. Satu-per-satu siswa mundur menjauh dari Dhea. Omongan pak Raka yang meminta Adit bersikap tenang, pun tidak Adit pedulikan. Adit malah sudah mengangkat Dhea sendirian ala bridal style ke ruang PMR. Naya dan aku berhasil mengikuti, sementara siswa lain telah diamankan pak Raka. Adit membaringkan Dhea di brankar dan terlihat sangat khawatir. Naya mengekor dan mencoba bicara sama Adit. "Dit, kamu..." Adit terlihat sibuk membuka sepatu Dhea dan merapikan pakaian olahraga gadis itu.