“Sudah kubilang, kali berikutnya kau menyentuhnya, tanganmu akan patah!” ─Rain─ *** “Kamu imut kalau lagi cemburu,” bisiknya di telingaku. Setelah membuat detak jantungku berpacu cepat, dengan tidak bertanggung jawabnya, dia melarikan diri. Melihat aku masih berdiri diam karena syok, Surya balik, lalu meraih tanganku. “Mau aku ajari main basket juga, kan? Ayo!” Dia menarik tanganku. Surya masih tersenyum sepanjang membawaku ke tengah lapangan, mengabaikan jeritan histeris para siswi yang cemburu denganku. Kalau sudah begini, mungkinkah aku masih menjadi figuran dalam cerita ini? Surya kemudian memposisikan diri di depanku, memutar bola basket di ujung telunjuk, menderibelnya, bergerak sok keren ketika membawa bola, kemudian melakukan shooting langsung ke ring. Itu masuk! Ter