bc

Feel You Again (Indonesia)

book_age18+
3.7K
FOLLOW
32.2K
READ
billionaire
possessive
sex
one-night stand
bitch
Multi-professional Billionaire Writing Contest
Writing Challenge
city
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Happy Reading~

Pernahkah kalian mengalami malam indah yang tidak pernah kalian lupakan? Jawabannya ada dua. Pernah atau tidak, bukan? Dan jawaban pertama adalah apa yang seorang Christoff Lewis rasakan saat ia terbangun dari tidurnya pagi itu hingga ia bertekad untuk mencari tahu siapa wanita yang menjadi one night stand-nya malam itu.

“Aku pasti akan menemukanmu karena aku ingin merasakan kehangatan saat berada di dalammu lagi” -Christoff Lewis-

“Bagiku, kamu hanya salah satu dari sekian banyak pria yang menemani malamku. Jadi percuma kamu mencariku, karena aku tidak akan mengingatmu” -Amber Juliza-

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Seorang wanita tersenyum nakal saat melihat seorang pria yang tengah terbaring di atas ranjang dalam keadaan full naked dan setengah sadar karena alkohol. Perlahan wanita itu merangkak ke atas tubuh sang pria dan mulai mengecup leher pria itu. Kecupan itu pun semakin turun hingga tepat berada di bawah sang pria. Pria itu menundukkan kepalanya pada sang wanita yang tengah bermain di sana hingga membuatnya mendesah nikmat. Lidah dan tangan wanita itu bergerak liar di bawah sana hingga membakar hasrat sang pria. Wanita itu pun mengangkat kepalanya saat merasa cukup bermain di sana. Ingin lebih, sang pria pun bangkit dari tidurnya dan menukar posisinya dengan sang wanita hingga wanita tersebut berada tepat di bawahnya. Wanita itu mendesah saat sang pria mengecup lehernya sembari memberi gigitan kecil di sana sementara sebelah tangan pria tersebut mengelus punggung dan sebelah lagi menangkup dada sang wanita. Wanita itu pun semakin mendesah saat bibir pria tersebut turun ke dadanya dan bermain di sana sembari memohon agar sang pria langsung menyatukan tubuh mereka. Bibir pria itu turun kembali hingga bagian terintim sang wanita. Lidah pria itu bermain-main di sana, menjelajah di setiap sudutnya. Sementara sang wanita melengkungkan tubuhnya saat merasakan kenikmatan yang luar biasa yang pria itu berikan padanya. Setelah bermain di bawah sana, sang pria kembali menautkan bibir mereka. Melumat, menghisap, menggigit seakan itu adalah makanan mereka. Sementara tangan sang pria tak pernah berhenti meremas dada sang wanita. Namun itu semua hanya permainan awal sebelum permainan sesungguhnya dimulai. Sang pria mengangkat tubuhnya dan meneliti tubuh sang wanita yang sangat menggoda. Tepat sebelum sang pria menyatukan tubuh mereka, sang wanita menahannya dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Pengaman. Yap, wanita itu selalu membawa pengaman ke mana pun ia pergi karena ia selalu bermain aman. Ia tak ingin terjadi sesuatu yang akan menyusahkannya di kemudian hari. Setelah pria itu memakai pengaman tersebut, tanpa aba-aba pria itu langsung menyatukan tubuh mereka yang membuat tubuh wanita itu kembali melengkung. Pria itu lalu memaju-mundurkan tubuhnya dengan perlahan membuat sang wanita semakin mendesah. Tangan pria itu juga tak berhenti bermain di dada sang wanita dengan sesekali mencium bibirnya. Sang pria pun semakin mempercepat kecepatan tubuhnya saat ia merasa hampir mencapai puncak. Desahan demi desahan pun memenuhi ruangan yang dipenuhi aroma alkohol dan pencahayaan yang remang. Dengan dua orang asing yang saling memuaskan diri masing-masing hingga puncak kenikmatan itu menyerang mereka. -------                          “Pagi, Miss Juliza” Sapa para karyawan saat melihat seorang wanita datang dan berjalan menuju ruangannya. Amber Juliza. Wanita berusia dua puluh enam tahun yang masih setia mempertahankan masa lajangnya. Wanita yang bekerja di sebuah perusahaan besar di Sydney. Dengan mengandalkan gelar masternya, ia berhasil mendapatkan posisi sebagai general manajer. “Pagi” Sapa Amber balik sembari tersenyum ramah. “Anda terlihat cantik pagi ini, Miss” Sahut salah satu karyawan pria. “Tentu saja” Canda Amber yang mengundang tawa para karyawan yang mendengarnya. Di kantor, Amber terkenal sebagai wanita yang sociable. Tak mengenal jabatan. Ia ramah pada semua orang, maka dari itu ia selalu terpilih menjadi manajer favorit yang di vote setiap tahunnya. Amber meletakkan tas tangannya di atas meja lalu duduk di kursi kebesarannya. Ia memijat lehernya yang terasa pegal karena langsung pergi beberapa menit setelah ia bermain. “Seharusnya aku tidak bermain segila itu semalam. Aku lelah sekali” Gumam Amber “Untung dia tidak membuat tanda di leherku” Lanjutnya lega. Melupakan rasa lelahnya, Amber menyalakan komputernya dan mulai membuka berkas-berkas yang telah tersusun rapi di atas mejanya untuk ia kerjakan. Keningnya mengerut saat ia melihat laporan bahwa terdapat penurunan dari produk yang mereka keluarkan tiga bulan lalu. Ia pun mengambil teleponnya dan menghubungi manajer operasional. “Tolong ke ruangan saya sekarang” Pintah Amber. “Baik, Miss” Ucap manajer operasional. Amber pun menutup teleponnya setelah mendengar jawaban tersebut. Dan beberapa menit kemudian, pintu ruangan Amber diketuk. Ia pun memerintahkan orang tersebut untuk masuk. “Anda memanggil saya, Miss” Ucap Endrick Barton sang manajer operasional. “Bisa Anda jelaskan ini?” Tanya Amber sembari meletakkan sebuah berkas di atas meja. Endrick mengambil berkas tersebut dan membacanya yang membuat raut wajahnya berubah pucat seketika. Meski Amber terkenal dengan keramahannya, namun ia juga merupakan orang yang tegas jika itu menyangkut pekerjaan. Ia merupakan orang yang minim toleransi dalam bekerja. “I, ini...”                      “Saya tidak membutuhkan alasan Anda. Jadi saya minta Anda memperbaiki angka di sana. Jika terdapat kendala, segera hubungi saya.  Karena saya tidak ingin melihat angka itu lagi sebelum rapat bulanan dilaksanakan” Pintah Amber. “B, baik, Miss” Ujar Endrick. “Silakan kembali ke ruangan Anda” Pintah Amber. Endrick segera pamit dari ruangan Amber. Saat ini Amber merasa ingin menjadi pengangguran saja. Jika saja ia tahu akan mendapat berita buruk pagi ini, ia tidak akan bermain semalam. Inilah akibat yang harus ia tanggung. Fisik dan otaknya sangat lelah. -------                          “Ugh...” Lenguh Christoff yang baru saja terbangun dari tidurnya. Ia bangkit dari tidurnya dan kembali mengeluh karena kepalanya yang terasa pening. Saat melirik ke sisi kirinya, ia tidak mendapati siapapun di sana yang membuat keningnya mengerut. “Ah, benar. One night stand” Gumamnya kemudian terkekeh. Tapi kenapa ia seperti masih merasakan sentuhan wanita itu? Sentuhan yang membuat hasratnya membara hanya dalam sekali sentuh. Dan itu adalah kali pertamanya merasakan sensasi berbeda dari sebelumnya. Wanita itu bahkan tidak meninggalkan identitasnya. Dan ia yakin kalau nama yang wanita itu berikan padanya pasti nama samaran. Karena hampir semua wanita yang berada di club memakai nama samaran saat berkenalan dengan pria. Mata Christoff melirik jam yang berada di atas nakas. “Sial” Umpatnya saat melihat jam menunjukkan pukul setengah delapan. Christoff lalu menyingkap selimut yang menutupi tubuh polosnya dan segera membersihkan tubuhnya. Walau ia sempat oleng saat berdiri, namun ia masih mampu menahannya. Ia memiliki rapat pukul sembilan nanti dan ia masih berada di sini. Christoff Lewis merupakan pria berusia tiga puluh tiga tahun dan berprofesi sebagai seorang arsitek yang sangat andal. Namanya pun telah melambung tinggi di bidangnya. Bahkan tidak ada orang yang berada dalam bidang tersebut yang tidak mengenal seorang Christoff Lewis. Semua orang ingin bekerja sama dengannya serta banyak orang yang menginginkan Christoff untuk mendesain rumah ataupun bangunan mereka. Bukan tanpa alasan nama Christoff melambung tinggi seperti seperti itu. Pasalnya semua desain yang ia rancang selalu sukses dan tidak pernah mengecewakan. Anggaran yang ia berikan pun sesuai dengan hasil yang ia berikan. Anggaran terjangkau namun tetap berkualitas tinggi. Ia bahkan telah berhasil membangun gedung setinggi tujuh lantai untuk biro arsitekturnya sendiri dan mempekerjakan beberapa arsitek-arsitek muda berpeluang tinggi dalam karirnya serta staf-staf dengan tugas masing-masing. Biro arsitektur yang ia beri nama Lewis Architeam. “Selamat pagi, Sir” Sapa Layla, sekretaris Christoff saat melihat pria itu sampai di kantor pukul 08.50. Cukup telat dari biasanya. “Pagi” Sapa Christoff. “Apa mereka sudah datang?” Tanyanya. “Belum, Sir” Jawab Layla. “Di mana Chandra?” Tanya Christoff. “Mr. Wijaya telah berada di ruang meeting menunggu Anda dan klien, Sir” Jawab Layla. “Apa dia sudah mempersiapkan semuanya?” Tanya Christoff. “Sudah, Sir” Jawab Layla. “Bagus. Katakan padaku kalau klien sudah datang” Pintah Christoff. “Baik, Sir” Ucap Layla.    -------                          Love you guys~   

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

RAHIM KONTRAK

read
418.3K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K
bc

Bastard My Ex Husband

read
383.0K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.4K
bc

LOVE ME

read
769.5K
bc

Sweet Sinner 21+

read
885.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook