"Tunggu sebentar ya, Mer? Abang akan membuka pintu dulu. Kita akan kedatangan tamu-tamu istimewa. Kamu duduk manis saja di sini." Merlyn menganggukkan kepalanya. Entah mengapa perasaannya tidak enak sekali. "Lho, Dek Mer. Ngapain kamu ada di sini? Bukannya kamu sudah berjanji akan--" Arini tiba-tiba saja menghentikan kata-katanya. Hampir saja ia keceplosan. Untung saja Bu Sekar yang berada tepat di belakangnya, mencubit pelan lengannya. Mencoba memperingati kecerobohan kata-katanya. "Merlyn berjanji akan apa, Rin? Kenapa tidak diteruskan saja kata-katanya? Ayo lanjutkan kata-kata kamu, Rin." Galih yang berdiri tepat di hadapan Arini menatap Arini dengan pandangan sinis. Dia sudah hampir dapat menebak lanjutan dari kata-kata Arini. Motif Arini pun mudah sekali untuk ditebak. Arini ingin

