Samantha

1023 Words

Tap … tap … tap …. Bunyi hells yang dipakainya menggema di lorong rumah sakit. Dress selututnya membuat kaki jenjagnya terlihat sempurna. Satu tangannya menenteng buah tangan dan satu tangannya kini membenarkan tali tas selempangnya yang bertengger di bahu. Wajah ayunya tertutupi masker dan kacamata hitam membuat tak satupun orang mengenalinya. Rambut panjangnya tergerai dimana pinggiran rambutnya yang halus tersibak saat embusan angin jendela lorong rumah sakit menerpa. Ia menghentikan langkah saat telah sampai di depan sebuah kamar rawat inap. Dan kamar itu tak lain adalah kamar tempat Qian dirawat. Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya yang tertutupi masker. Perlahan tangannya memegang knop pintu dan mendorongnya. Kriet …. Perhatian Qian mengarah pada pintu yang terbuka perlahan. D

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD