Pagi itu, Adrian sudah berada di dalam mobilnya, menuju ke gedung pencakar langit milik Grup Wijaya. Di sebelahnya, Dharma duduk dengan santai, mengamati pemandangan kota yang bergerak lambat dari balik jendela mobil. Suasana di dalam mobil terasa tegang. Adrian fokus dengan ponselnya, sementara Dharma memilih untuk diam, sebuah keheningan yang lebih mencekam dari sekadar kata-kata. Ponsel Adrian bergetar, menampilkan pesan dari Rio. ‘Bro, mau kasih laporan. Laras udah mau makan banyak pagi ini.’ Adrian memang meminta Rio untuk selalu memberi kabar tentang Laras, bahkan Mbak Rini pun dilibatkan agar ia tidak pernah ketinggalan perkembangan kecil sekalipun. Jari Adrian sempat berhenti di layar ponselnya. Ia ingin membalas pesan itu, ingin meyakinkan Laras bahwa semuanya baik-baik saja,

