Bab 25

2008 Words

Baru saja ciuman itu terlepas, Laras mendadak mengerang. Perutnya tiba-tiba saja menegang, ia merasakan nyeri yang tajam menyerang begitu saja. Lalu kedua tangannya refleks memegang perut, wajahnya sudah memucat. “Ahh…” suara lirih itu lolos begitu saja, membuat Adrian spontan menoleh. “Laras?” alisnya berkerut tajam. Wajahnya yang tadi dingin seketika berubah serius. Di hadapannya, tubuh Laras melipat, satu tangannya bertumpu di tepi wastafel, tangan satunya meremas bagian perut. Nafasnya terputus-putus, wajahnya meringis menahan sakit. “A-aku… Mas… perutku…” suaranya parau, hampir bergetar. Dalam sekejap, aura Adrian berubah. Ia melangkah cepat mendekat, tubuh tegapnya menunduk untuk meraih Laras. “S i al,” gumamnya rendah, seakan memaki dirinya sendiri karena lengah. Begitu mendeka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD