Bab 138

2024 Words

Pagi itu rumah terasa lebih tenang dari biasanya, sebuah anomali yang perlahan terasa menenangkan. Sinar matahari pagi yang keemasan dan malas menerobos lembut lewat celah-celah tirai ruang makan, tidak menyengat, hanya membiaskan cahaya redup yang menciptakan garis-garis tegas namun lembut di lantai marmer yang dingin. Di luar, hari sudah dimulai. Burung-burung di halaman berkicau dalam melodi yang riang dan teratur, sementara suara samar kendaraan dari jalanan utama yang cukup jauh hanya menjadi latar belakang yang menenangkan, sebuah kontras yang ironis dengan hiruk pikuk yang biasanya Adrian temukan di rumah sakit. Adrian membuka mata perlahan, merasakan berat tubuh yang mulai menyesuaikan diri dengan cahaya yang pelan-pelan menusuk retina. Ia mengangkat kepala dari bantal, menatap ja

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD