Sore itu, langit kota justru malah tampak gelap, seolah ikut menyimpan sisa letih dari hari yang panjang. Mobil hitam milik Rendra berhenti di halaman sebuah rumah bergaya kolonial di kawasan yang agak tua, namun tetap terawat rapi. Rumah itu tidak terlalu besar, tapi memiliki halaman luas dengan pohon kamboja yang menjulang di sisi kanan, dan aroma bunga yang jatuh dari cabangnya membawa suasana tenang. Rumah itu adalah tempat yang dulu menjadi pelariannya, rumah yang sempat ia tinggalkan bertahun-tahun. Begitu ia mematikan mesin mobil, Rendra hanya duduk diam sejenak. Tangannya masih memegang setir, matanya memandang lurus ke arah halaman depan. Ia tidak berencana pulang lebih awal hari ini. Tapi, setelah makan siang dengan Dharma dan Adrian, entah kenapa dadanya terasa sesak. Banyak ha

