"CEO Vyner Group? Bukankah pemiliknya bernama Pak Rangga Abiya?" tanya Dewa dengan nada santai, tapi membuat Rayyan dan wanita di sebelahnya terlihat salah tingkah. Mereka berdua saling menatap, seolah-olah mencari jawaban yang tepat. Aku bersyukur karena Dewa memahami apa yang aku rasakan. Dia tidak mengungkapkan siapa diriku di depan mereka, dan malah memilih untuk memainkan peran yang lebih hati-hati. Ariana menatap Rayyan dengan penasaran. "Mas, kok kamu diam saja. Jawab doang, apa Pak Rangga itu papa kamu?" tanyanya dengan nada yang sedikit keras. Rayyan terlihat gugup, dan aku bisa melihat bahwa dia berusaha untuk menyembunyikan kebenaran. "Ah, iya, itu dulu pemiliknya Pak Rangga. Tapi, beliau sudah meninggal," jawabnya dengan suara yang tidak stabil. Aku bisa melihat Rayyan beru