Tak ada pilihan lain.
Setelah ngobrol cukup panjang akhirnya Rizal dan Dhena pasrah. Mereka menginap di rumah kakek Anang yang lokasinya tepat di belakang warung.
Rumah semi permanen yang sederhana. Berlantai semen, Dinding bawahnya dengan tembok setinggi satu meter, sementara sisanya memakai tripleks. Langit langit dan cat sekelilingnya sudah pudar dan banyak yang rusak di sana-sini.
Istrinya Kakek Anang tak bisa menemui tamu, karena sedang kurang sehat. Dia beristirahat dan tidur di kamarnya sejak tadi sore.
Setelah memasukan motor dan numpang ke toilet, Dhena dan Rizal beristirahat di kamar yang sangat sederhana. Tanpa penerangan memadai, hanya mengandalkan cahaya dari lampu di ruang tengah, yang masuk melalui ventilasi udara.
Di kamar yang bersebelahan dengan kamar tuan rumah itu,
