Dari rumah Aska, Zizi ke pondok kebun. Sudah lama ia tidak ke sana. Ia ingin santai di sana, melamun sepuasnya, sebelum pergi ke Jakarta.
Ia juga ingin menelepon Firman untuk meluapkan rindu yang tertahan. Sebenarnya, ada rasa bersalah di dalam hati Zizi, karena melanggar aturan keluarga, namun apa mau dikata, perasaannya yang mengatur otaknya. Cinta membuatnya buta. Zizi tak mampu mengelak keinginan untuk memiliki seseorang, bukan hanya dalam hatinya, tapi juga untuk mengisi hari-harinya.
Tiba di pondok, ada motor terparkir di bawah pondok. Zizi tahu, itu motor Rahmi. Zizi memarkir motornya di sebelah motor Rahmi. Diambil es batu yang ia bawa dari rumah di gantungan bawah stang motor.
'Apa Acil Ami, dan Om Ardan ada di pondok ya?'
Zizi menatap ke atas, jendela pondok terbuka, ada asa
