PROLOG

188 Words
"Lo beneran hamil?" "Menurut lo?" Kyra melepaskan tangan Kenzo dengan kasar. Kyra sudah tidak tahu lagi berapa kali ia menyentakkan tangannya dan terus bersikap marah kepada Kenzo. Bahkan hingga saat ini, ia masih dibuat kesal dengan Kenzo. Setiap kali dirinya melihat Kenzo, ia selalu merasa emosi dan ingin mengeluarkan kata atau kalimat kesalnya. "Gue nanya udah tiga kali, Ky ...." Kyra menoleh menatap Kenzo, mengeluarkan tatapan tajamnya. "Terus kalau gue hamil lo mau apa?!" teriaknya kemudian. Teriakan Kyra mampu membuat Kenzo diam. Kyra memang tidak pernah menginginkan apapun dari Kenzo setelah ia memberitahu Kenzo bahwa hasil pemeriksaannya positif hamil. Niat awal Kyra hanya memberitahu, setelah itu apa yang akan terjadi ke depannya, Kyra-lah yang akan memutuskan. Tanpa campur tangan Kenzo. "Kita harus pikirin bareng. Gue, lo dan bayi itu." Kyra tidak peduli. Ia mengambil paksa tas chanel mahalnya dari tangan Kenzo dan keluar dari ruangan serba putih milik Kenzo. Ketika dirinya keluar, senyuman sekretaris Kenzo menyambutnya dan membuat Kyra mau tidak mau meresponnya. Tepat saat itu Kenzo keluar, berlari ke arahnya dan kembali menarik paksa tangan Kyra hingga membuat Kyra menoleh memandanginya. "Kalau gue nikahin lo, lo mau?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD