Siang makin panas. Carla menatap keluar jendela kamar. Dia baru saja selesai makan siang bersama Ibu mertua dan juga adik iparnya. Setelah membantu beres-beres sekedarnya, Carla masuk kamar. Demikian juga Ibu mertua dan Shanum. Pikiran Carla berkelana, mengingat kedua orang tua serta keluarga yang ditinggalkannya. Jujur, tetap ada rasa rindu di hatinya pada kedua orang tuanya. Terutama pada Papanya. Hanya saja, saat ini, dia mulai merasa tenang berada di sini. Walau terkadang ketenangannya juga dibumbui ketegangan yang berasal dari keluarga besar Almarhum bapak Faqih. Tapi siang ini terasa tenang, karena si pengacau bernama Lastri sudah diusirnya tadi. Hanya saja, dia juga perlu waspada jika karena ulahnya, bisa saja kekacauan besar terjadi. Tapi, ketenangan Carla hanya berlangsung seben