Part 39

1139 Words

Sepeninggal Kakek, Carla benar-benar menangis. Rasa kesal dan juga sedih berbaur menjadi satu. Dia msih menatap ponsel yang diberikan oleh Kakek dan belum menghubungi Faqih. “Kakek licik, pasti dia mengancam Faqih untuk melakukan semua ini,” gumam Carla yang lebih mendengarkan kata hatinya. Dia sangat hafal siapa Kakek yang selalu menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan keinginannya. Setelah lama bergulat dengan hati. Akhirnya Carla menekan nomor Faqih. Dia butuh kepastian, bagaimana keadaan Faqih. Terdengar nada sambung,. Tapi selama beberapa saat, panggilannya tidak juga dijawab. Tapi, Carla tidak menyerah dan terus menghubungi nomor Faqih. Hingga di ujung kesalnya, ponselnya tersambung. “Halo.” Itu suara Faqih. Carla menarik nafas dan mulai berbicara. “Ini aku.” Tidak a

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD