Part 33. Deserve to Die?

1766 Words

Rafi “.... Mati saja kamu!” Suci meneriakkan kata-kata itu berkali-kali. Aku termangu, diam di tempat. Aku duduk di pinggiran ranjang, padahal jarak kami sangat dekat tapi aku merasa kami begitu jauh. Biasanya emosiku akan tersulut jika dia menghinaku tapi kali ini walaupun dia menjerit-jerit menyumpahiku agar aku mati, aku hanya terdiam membisu. Dia berhak marah setelah apa yang aku lakukan padanya. Aku memang akan mati jika tiba saatnya nanti kan? Tapi aku tidak mau mati dulu sebelum mendapatkan maafnya. “Uci…” lirihku, “maaf.” “Maaf katamu?” tanyanya dengan ketus, "apakah dengan maaf, bisa mengembalikan apa yang sudah kamu ambil paksa, hah?" “Aku akan berikan apapun asalkan kamu memaafkanku.” Kataku lemah. Kupaksakan sebuah senyum terbit. “Ceraikan aku!” desisnya. Aku yang tadin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD