Part 74. Bukan Aku Bahagianya?

1566 Words

Rayan “Apakah ada gunanya aku berjuang, Nif, jika yang aku perjuangkan bahkan tidak membalas perasaanku?” aku loloskan itu penuh kesedihan. Jangan tanya rasanya, sakiittt, nyeri, mendesak hingga ulu hati. “Yaah, maaf Mas, aku tidak bisa bantu banyak. Semoga sih, mbak Uci akhirnya melabuhkan pilihan ke Mas Rayan.” “Hufft… aamiin, aku membutuhkan doa itu. Kamu ngantuk gak Nif? Biar aku gantiin.” “Gak perlu Mas, kan bentar lagi sampai. Ini mbak Uci mau dibangunin apa mau dibopong lagi nih?” tanya Hanif, mimiknya serius. “Bangunin aja, lumayanlah tidurnya sudah cukup.” Sebelum masuk ke pelataran hotel untuk menurunkan kami, aku bangunkan Suci, “Ci, bangun, sudah sampai hotel nih. Ci…” Tidak butuh waktu lama, aku dengar Suci mengerang dan menggeliat kemudian bangun, “eh ini di mana?” D

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD