“Borne... Bangun dong nak!” Bukan Rindang yang membangunkan puteranya, tetapi Anggita – Ibu Dirga – yang masuk ke kamar pemuda itu dan mengganggu tidur sang penghuni. “Ayo, nak. Udah siang ini. Masak calon pengantin tidurnya bablas begini? Ngisi tenaga buat malam pertama apa?” Borne terkekeh pelan, sementara kedua netranya masih terpejam. “Aduh... Sakit Ma...” rintih Borne saat cubitan Anggita mendarat di lengannya. “Udah bangun?” Bukannya menjawab, Borne justru memindahkan kepalanya, kini tersandar di paha Anggita yang sedaritadi duduk di sisi ranjang Borne. “Tuh kan, kamu tuh paling susah dibangunin!” omel Anggita lagi. “Borne bosan, Ma...” “Main sana. Banyak yang bisa diajak main tuh!” “Pengen main sama Debby...” rajuk Borne. “Kamu ngerti dipingit ga sih?” “Ngga,