Sidang Untuk Reynald

1029 Words
Reynald berlutut sambil menunduk, begitu juga Felix, Bernald, Edmund. Hari ini adalah sidang Reynald atas kesalahan yang dia lakukan pada Mirabell beberapa waktu yang lalu. Pandangan Reynald kosong. Sudah pasti dia akan mendapat hukuman karena kelakuannya dan dia sadar bahwa tindakannya salah. Harusnya dia tidak bersikap kekanakan seperti itu. Ketua pasti tidak akan memaafkannya. "Kalian tahu kan apa tugas seorang Vrivren?" gumam sang ketua. Joseph berdiri dengan wajah tenang namun setiap ucapannya benar-benar tegas dan menakutkan. Reynald, Felix, Bernald dan Edmund mengangguk, "Tahu, Ketua," tukas mereka serempak. "Lalu kenapa kau mencoba menyakiti Mirabell, Reynald?" tanya ketua. Reynald tidak berani mengangkat kepalanya. Joseph adalah ketua serta pemimpin Quantrum Tetranum. Lelaki itu sangat bijaksana namun juga tegas. Dia tidak akan menoleransi kesalahan seorang Vriven sebagai seorang penjaga. "Maafkan aku, Ketua. Aku salah. Seharusnya aku tidak bersikap begitu," tukas Reynald penuh penyesalan. Dia juga berjanji tidak akan mengulanginya. Joseph berdiri dan berjalan ke arah mereka. "Ini pelajaran buat kalian semua. Kalian harus bisa menjalankan tugas Vrivren kalian dengan baik. Aku tidak ingin ini terjadi lagi," gumam Joseph. Reynald mengangguk.  "Kami mohon ampuni Reynald, Ketua. Maafkan kami karena tidak bisa menjaganya. Jika ketua ingin menghukum Reynald sebaiknya hukum saya saja,"  Felix angkat bicara. "Felix!" ujar Reynald dengan nada meninggi. "Hukum saya juga ketua, saya juga tidak menjaga Mirabell dengan baik," tambah Edmund. "Saya juga, Ketua," gumam Bernald tak mau kalah. Joseph memandang mereka satu per satu. Dia merasa bersalah karena telah memilihnya sebagai seorang Vrivren. Kelimanya selalu bekerja dengan baik. Bahkan mereka mengurus penduduk Quantrum Tetranum dengan baik. Joseph merasa bersalah, sejak kecil mereka berlatih dengan keras. Belajar bela diri, memanah dan menggunakan pedang. Kelimanya adalah Vrivren terbaik di Quantrum Tetranum. Mereka bahkan saling melindungi satu sama lain. Terlepas dari kesalahan Reynald dia merasa bangga dengan mereka. "Baiklah aku memaafkan kau, Reynald, tapi jangan kau ulangi lagi. Karena aku pasti akan memberikan hukuman yang berat kepadamu," tukas Joseph. Reynald mengangguk dengan perasaan lega. Begitu juga dengan Edmund, Felix, Bernald yang terlihat lega. "Terima kasih, Ketua," gumam mereka hampir bersamaan. "Bagaimana kabar Steve?" Tukas Joseph. Mereka berempat saling pandang. Sampai sekarang belum ada kemajuan. Steve masih belum sadarkan diri. Padahal mereka sudah memberikan obat dari ketua. Luka di punggung Steve mengalami peradangan. Pisau yang ditancapkan oleh Hezelbrian bukan pisau biasa. Melainkan pisau beracun yang dimantrai dengan sesuatu. Joseph masih berusaha untuk mematahkan mantranya. Sementara dia sudah berhasil mengangkat racun yang masuk ke tubuh Steve. Lelaki itu masih belum juga membuka matanya. "Jika besok dia belum juga bangun. Kita harus merelakannya," gumam Joseph. Wajah mereka berempat memucat dan tampak menahan kesedihan tapi mereka tahu Joseph sudah berusaha sekuat tenaga. Mereka hanya bisa berharap dan berdoa. "Apa tidak ada cara lain, Ketua?" Tukas Felix yang masih berharap ada cara lain agar Steve lekas sadar. Joseph menggeleng. "Aku sudah melakukan semuanya," tukas Joseph dengan nada sedih. "Oh ya jangan kau beri tahu Mirabell. Aku akan membawanya diam-diam." tukas Joseph. Mereka berempat mengangguk. "Sekarang pergilah, lakukan tugas kalian dengan baik," imbuh Joseph. "Ketua, saya butuh bicara," tukas Reynald. Felix dan Edmund saling pandang. "Apa apa, Reynald?" tanya Joseph. Bernald, Felix, Edmund juga tampak penasaran tentang apa yang akan dibicarakan oleh Reynald. "Aku akan cerita nanti," kata Reynald pada mereka bertiga.. "Baiklah, kami pamit, Ketua," pamit Felix. Ketiganya meninggalkan ruangan ini tersisa Reynald dan Joseph. "Ada apa, Reynald?" tanya Ketua. "Ini tentang Mirabell, dia ingin belajar bela diri, memanah dan menggunakan pedang. Bolehkah kita memasukkan Mirabell ke Higrid?" tanya Reynald dengan ragu. "Gadis itu benar-benar berbeda," gumam Joseph. Sejak pertama dia tahu Mirabell tersesat di Quantrum Tetranum dia bisa merasakan bahwa Mirabell adalah gadis itu. Seseorang yang sudah lama dibutuhkan oleh Quantrum Tetranum akhirnya tiba. Gadis itu sama sekali tidak tahu bahwa dia dan Quantrum Tetranum sebenarnya memiliki hubungan yang sangat erat. Kelak Mirabell akan tahu alasan kenapa dia di sini. Dia bukan tersesat tapi sebenarnya dia sedang pulang kembali ke Quantrum Tetranum. Sebelum ke sini Reynald sudah menyiapkan mental jika permintaannya ditolak. Karena tidak sembarang orang bisa masuk Higrid. Jadi Reynald akan maklum jika Joseph tidak mengizinkan Mirabell masuk Higrid. "Baiklah kau bisa membawa Mirabell ke Higrid besok," gumam Joseph. Mata Reynald melebar tak percaya. Ini pertama kalinya Joseph mengizinkan orang asin masuk Higrid. "Benarkah ketua?" Tanya Reynald memastikan. Dia takut salah dengar tapi anggukan Joseph menjawab segalanya. Entah karena alasan apa, Joseph pasti punya alasan kenapa Mirabell bisa diterima di Higrid. "Iya, ajaklah dia ke Higrid besok," gumam Joseph. "Terima kasih, Ketua," ujar Reynald kemudian pamit undur diri. Lelaki itu berjalan ke luar ruangan Joseph dan menutup pintu. "Kamu ngomongin apa dengan ketua?" Reynald terlonjak kaget saat melihat mereka masih menunggu Reynald di depan pintu. Dia masih belum percaya ketua mengizinkan Mirabell masuk Higrid ditambah lagi suara Bernald yang mengagetkannya. Edmund, Felix, Bernald menunggu Reynald menjawab pertanyaannya dengan wajah penasaran. "Kalian kenapa masih ada di sini?" Gumam Reynald dengan tatapan tak percaya. "Kita ke sini sama-sama, pulang juga harus bersama," gumam Felix. Reynald senang mendengarnya. Mereka bertiga adalah temannya sejak kecil. Sejak kehilangan ayahnya Reynald tidak lagi kesepian sejak ada mereka. Mereka yang merangkul Reynald meski dia pendiam. "Jadi kau bicara apa pada, Ketua?" Edmund mengulang pertanyaan mereka. Reynald berjalan meninggalkan ruang ketua diikuti oleh tiga orang di belakangnya. "Aku meminta izin agar Mirabell bisa masuk Higrid," gumam Reynald. "Hah?" "Hah!" Teriak Edmund dan Bernald hampir bersamaan. "Terus bagaimana? Ketua menolaknya?" gumam Edmund. Reynald menggeleng dan menambah keterkejutan mereka. "Tidak. Ketua mengizinkannya," tukas Reynald. "Kau yakin tidak salah dengar?" gumam Edmund memastikan. Siapa tahu saja Reynald salah tangkap perkataan Joseph. "Iya. Aku juga kaget. Aku sendiri juga tidak menyangka." Kata Reynald. "Abel pasti akan senang sekali mendengarnya," ujar Bernald antusias. Dia tak sabar ingin menyampaikan kabar bahagia ini pada Mirabell. Gadis itu pasti akan terkejut sekaligus senang. "Ingat, kita tidak boleh memberi tahu Mirabell tentang Steve, dia pasti akan sangat sedih. Terutama kau Bernald jangan sampai keceplosan." Ujar Felix mengingatkan. Bernald sangat dekat dengan Mirabell. Karena itu dia takut jika Felix akan keceplosan saat bicara dengan Mirabell. "Iya, aku tahu. Kau tenang saja, " gumam Bernald sambil tersenyum tipis. Mereka berjalan pulang dengan langkah yang ringan sekaligus berat. Di satu sisi mereka bahagia karena Reynald tidak akan dihukum sementara di sisi lain mereka khawatir dengan keadaan Steve.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD