"Aku tidak bisa datang ke sebuah misi, aku juga tidak bisa pergi ke mana-mana. Kapan Jota mau memberikan kelonggaran padaku." Jihan sudah menghabiskan sarapannya, wanita itu segera keluar dari dalam kamar dengan nampan berisi mangkuk serta gelas kosong. "Biar saya bawakan Nyonya!" Seorang pelayan begitu melihat Jihan segera bergegas mengambil nampan tersebut darinya, jika tidak maka keesokan harinya pelayan tersebut sudah tidak akan menampakan wajahnya lagi di kediaman tersebut. "Bi, kapan Presdir pulang?" Tanya Jihan seraya melihat sekitar, dia pikir dapur tersebut satu-satunya tempat aman untuk berkomunikasi dengan bebas. Padahal semua ruangan tidak ada yang aman. Jota menyadap semua tempat, bahkan bawah tangga juga tak luput dari pengawasan pria tersebut. "Biasanya sore, Nyonya. A

