Sepanjang perjalanan, Dani tidak berhenti tersenyum. Bahkan nampak menggigit bibir menahan tawa. "Bos, Anda kenapa?" tanya Raila, lalu membuka sabuk pengaman. Mereka sudah sampai di kantor lagi. "Apa? Ah, tidak kenapa-napa. Ayo!" Keduanya keluar dari mobil. Raila mengerutkan kening. Biasanya jika Dani akan meeting dengan kliennya, maka klien akan konfirmasi terlebih dahulu pada Raila. Ini agak aneh, kenapa sangat mendadak? "Bos, kok Pak Danu mendadak begini? Beliau kan orang sibuk juga. Kenapa tidak konfirmasi sama saya dulu?" Dani berdehem pelan, "ah itu. Saya juga tidak tahu, haha. Sudahlah, ayo masuk!" Raila hanya mengangkat bahu dan mengikuti langkah Dani. Sesampainya di ruangan, Dani malah nampak kebingungan. "Kenapa, Bos? Belum datang ya?" "Kamu lapar?" Dani malah balik bert