Aku masih terkejut dengan apa yang kulakukan pada Raila. Apa aku sudah gila? Ah, atau mungkin saja otakku sedikit kerasukan. Ya, aku sangat yakin itu. Sesaat kecanggungan terjadi di antara kami. Dia menjauh dengan tergesa dan membuka pintu. "Eh, Bu Saodah, hehe, ayo silahkan masuk, Bu!" ucap Raila dengan nada kaku. "Heh! Lo mulai nakal ya? Masukin laki ke kontrakan gue! Udah gue bilang, syarat lo masuk ke sini jangan bawa laki kecuali muhrim lo!" Raila meringis takut, "bu-bukan gitu, Bu. Saya bisa jelasin kok!" "Diem lo!" Bentaknya lalu beralih menatapku yang masih berdiri kaku, berusaha menetralkan libidoku yang sempat naik saat mencium Raila, "elo juga ngapain gak pake baju kayak gitu? Mau pamer otot sama gue?! Gak ngaruh! Punya laki gue lebih hot!" jawab Bu Saodah dengan sengit, eh