Meli gelagapan. Dia meremas kemeja yang dikenakan Bryan saat merasakan pasokan oksigen mulai menipis dalam dirinya. Meli berhenti memberontak karena tenaganya mulai melemah. Dia hanya pasrah dengan apa yang dilakukan Bryan, hingga .... Tiba-tiba terdengar deringan telepon yang mengagetkan Bryan dan Meli. Bryan segera melepaskan ciuman mereka. Dengan napas yang masih memburu, dia mengambil handphone di saku celananya, sementara Meli bersandar ke dinding dengan tubuh yang terasa lemas dan napas tersengal. Bryan membaca nama yang tertera di layar handphone-nya sebelum menjawab panggilan telepon itu. “Halo, Ngga,” sapa Bryan kepada Angga yang menelepon. “Lo di mana, Yan? Semua orang menunggu lo di sini,” tanya Angga dari seberang telepon. “Ya. Gue ke sana sekarang,” jawab Bryan, tanp