Mari Bicara

1075 Words

Suara minyak panas bertemu dengan bumbu terdengar dari arah dapur. Aroma bumbu khas tumisan pun tercium. Navia dengan lincah memasukkan potongan udang dan juga brokoli ke dalam wajan. percampuran warna antara hijau dan kuning kemerahan dari udang membuat tumisan itu tampak menggugah selera. Mendadak ada sesuatu yang menelusup dari arah belakang, melingkari perut gadis itu, ya, benar. Hiro datang dan memeluknya dari belakang. "Sepertinya enak, boleh mencoba?" bisik lelaki itu. Bukan bermaksud untuk menggoda, tetapi Hiro tidak ingin membuang kesempatan yang bagus ini untuk mendekati gadisnya. "Boleh, Mas." Navia menoleh ke arah wajah Hiro dan menghadiahi kecupan singkat di pipi pria itu. Melihat senyuman dan mimik wajahnya, sepertinya perasaan Hiro sudah jauh lebih baik jika di bandingk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD