Setelah membereskan rasa lapar di perutnya. Navia benar-benar mengikuti Hiro tidur di kamar mereka. Tapi dia menjaga jarak dari suaminya. Keduanya berada dalam situasi yang cukup canggung. Hiro tidak berani berkata-kata. Dia memang bersalah, Navia memberinya kesempatan juga sudah bagus. Dia tidak ingin memancing kembali emosi wanita itu yang telah mereda. "Mas, aku tidak suka ada orang lain yang masuk dalam hubungan kita. Aku juga tidak suka Kamu merahasiakan sesuatu. Aku berhak tau, Mas ngapain aja di luar sana." Navia mulai angkat bicara. Hatinya memang masih kesal dengan sikap Hiro. "Iya. Aku akui aku salah. Aku sudah membuat kamu kecewa. Maafkan aku." Hiro pasrah. Dia tidak lagi membela diri. Dia memang pantas untuk disalahkan untuk kecerobohannya sendiri. "Sudah, Mas. Aku sudah

