Terungkap

1038 Words

"Aku ngampus dulu, ya. Makasih udah di anterin." kata Navia sebelum turun setelah mengecup bibir dan memeluk singkat Hiro terlebih dahulu. "Yakin, nanti pulangnya nggak perlu di jemput?" Rahman menatap Navia lekat-lekat. "Hu'um. Aku mau jalan sama Delia dulu nanti. Mas makan siang duluan aja, aku pulang telat rencananya. Boleh kan?" tanya Navia penuh harap. Hari ini ibu Delia ulang tahun dan sahabatnya itu mengajaknya untuk membeli sebuah kado. "Oke, nggak papa. Asal jangan aneh-aneh." jawaban Hiro seolah seperti ancaman untuk Navia. Gadis itu teringat saat Hiro marah karena salah paham dengan kedekatannya dan Rangga. "Tenang saja. Aku tidak akan nakal. Aku masuk dulu, Bay, bay" Navia segera turun dari mobil Hiro dan melenggang pergi. Hiro menatap punggung gadis itu sampai tidak terl

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD