Sebelum menjemput Nayla … Raivan pulang hanya untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Niatnya tetap sama—kembali ke kantor dan menyelesaikan pekerjaannya hingga malam seperti biasa. Namun, langkahnya terhenti saat suara tangis bayi menggema dari arah belakang rumah. Tangisan itu tak kunjung reda, menyentuh sisi terdalam dari dirinya yang selama ini ia abaikan. Perlahan, Raivan menuju halaman belakang. Di sana, ART tampak mengayun-ayun Bhanu di pelukannya, berusaha menenangkan bayi mungil itu. “Kenapa, Bi?” tanya Raivan, mendekat. “Menangis terus, Den. Padahal tadi baru minum s**u,” jawab Bibi, wajahnya cemas, tapi sebisa mungkin berusaha tenang. Anehnya, seolah mengerti bahwa ada orang lain yang tengah bicara, Bhanu tiba-tiba diam. Tapi pipinya masih memerah, masih ada sisa tangisan

