Timbul Curiga

2228 Words

“Ini kapan sih kita udah bisa makan?” Tanya Alriq yang sudah duduk di kursi meja makan, menatap masakan yang disiapkan Mikayla untuk mereka semua. “Nanti lah, lo bisa sabar nggak sih?!” Stefani mengangkat sendoknya dan tangannya bergerak pura-pura hendak memukul Alriq, membuat sahabatnya itu sampai memejamkan mata karena takut dipukul beneran. “Tapi beneran loh gue laper.” Bisik Alriq sambil menatap berbagai macam dihadangan dihadapannya. Stefani diam-diam menelan ludah sambil menatap ke jejeran makanan tersebut. “Iya, sih, sama. Gue juga…” “Ish!” Alriq kini yang giliran ingin menjitak kepala sahabatnya itu. “Maaf ya nunggu lama. Kalian kalau mau makan duluan nggakpapa, kok.” Ucap Mikayla tak enak hati. “Harusnya kita makan malam bareng untuk perayaan kehamilanku dan Zeev. Tapi ngg

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD