Tubuh Mikayla benar-benar remuk saat ini. Ia melangkah memasuki rumah kedua orangtuanya sambil menyeret kopernya sendiri setelah melakukan penerbangan, tanpa bantuan pelayan rumah karena ini sudah dini hari dan ia tidak ingin merepotkan orang lain. Seragam pramugari dan dandanan khas-nya dengan rambut yang digelung masuk keatas masih menempel pada dirinya. Namun ia tak langsung melangkah ke kamar, Mikayla memilih duduk di sofa ruang keluarga. Tatapan matanya bergerak menyusuri bingkai-bingkai foto yang terpajang di dinding, kemudian tatapannya terhenti pada foto dimana Mario barusaja dilantik sebagai direktur muda Akasha Airlines dan saat itu Mikayla barusaja menjadi mahasiswa baru. “Andai waktu bisa diulang kembali.” Lirih Mikayla sambil menatap foto itu dengan sendu. “Dan mengulang