“Tunggu apa? Kita harusnya segera turunkan?” “Ya. Sabar.. tetap di sini!” pintanya lagi. Kaflin mematikan mesin mobil, mencabut kuncinya kemudian melepas sabuk pengaman segera keluar. Mata Ami mengikuti pergerakan Kaflin, ia berjalan santai ke depan mobil lalu berhenti dan membuka pintu tepat di sebelah Ami berada. Ami melepas seatbelt dan turun. Tangan Kaflin menutup pintu hingga terdengar suaranya yang sedikit keras. Kaflin merengkuh pinggang Amira mesra, kemudian melangkah bersama. Menegur hangat ibu-ibu yang sedang duduk ada di teras depan rumahnya. Posisi rumah berhadapan dengan rumah Amira. Kaflin tersenyum ramah, mendapat balasan ramah serupa. Lalu pujian terdengar membuat Ami tahu jika Kaflin melakukannya sengaja. “Suaminya Ami, ramah.. udah sugih, ganteng terus dokter ju