“Kamu berubah, hm.. ke mana pipi bakpiamu?” tanya Putra, mengusap tengkuknya dan berubah jadi lebih kalem. Alih-alih berisi, Mentari punya tubuh proporsional. Kaflin merapatkan diri pada Amira, “taruhan sama aku.” “Taruhan apa Mas?” “Putra kalau sudah bertemu perempuan yang tepat akan berhenti menyebalkan. Dia akan bersikap tenang seperti sekarang.” Kata Kaflin. Ami juga merasa begitu. “Dua tahun tidak bertemu, mengapa banyak sekali perubahan kamu? Kamu curang, setiap aku ajak video call, tidak pernah mau. Apa sengaja mau kasih kejutan pas bertemu langsung seperti sekarang?” tanya Putra bersuara lembut, meraih tangan Tari dan menggenggamnya. Sekarang posisi terbalik, jadi Kaflin dan Ami seolah tidak penting di sana. “Hmm, Putra.. kamu tidak mau kenalkan kami pada Tari?” tegur Kaf