Sementara itu Rei pulang ke rumahnya dengan rambutnya yang sudah basah dan seragam bagian bahunya juga sudah terlanjur basah karena ia menerobos hujan deras itu. Sesampainya di depan pintu, ia mengacak - acak rambutnya terlebih dahulu untuk menyingkirkan sisa - sisa air yang masih terjebak di rambutnya. Saat itu lampu teras menyala menandakan kedua orangtuanya sudah masuk ke dalam lebih dulu daripada dirinya. Seperti sudah tahu apa yang akan terjadi nantinya, Rei mengulum bibirnya ke dalam dan menghela nafas sebagai bentuk pemberian semangat darinya untuk dirinya sendiri agar tahan mendengarkan omelan di dalam nantinya. Ia sudah sangat yakin ayahnya dengan kondisi lelah sepulang kerja, ditambah dirinya yang pulang terlambat dan bukannya pulang lebih awal untuk belajar. Bagi ayahnya Rei