Hujan Menjadi Saksi

2037 Words

Ara setengah memiringkan kepala dengan senyuman yang merekah seolah meminta Aurora segera mengangkat panggilan. Sementara Aurora terlihat menelan ludah susah payah hingga dengan terpaksa menggeser layar mengangkat panggilan. “Ha—halo?” [Di mana?] Aurora menatap lurus ke depan pada Ara yang tak mengalihkan sedikitpun perhatian darinya. “Aku… di restoran dengan tante—“ [Kembali sekarang!] “A—apa?” [Apa kata-kataku kurang jelas? Suruh ibu pulang sekarang!] Saat Aurora hendak menjawab perintah Ken, tangan Ara terulur dengan mulut yang bergumam, “Berikan pada tante.” Mengerti maksud Ara, Aurora pun memberikan ponselnya. “Ibu tidak akan pulang sebelum kau yang menjemput ibu.” [Tsk. Baiklah, aku akan meminta ayah--] “Tidak, bukan ayahmu. Ibu mau kau yang menjemput ibu. Jika tidak, jang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD