"Bukannya dia Tetanggaku? "Naya benar-benar terkejut, ternyata CEO yang dibicarakan oleh para temannya sejak masuk ke kantor tadi itu adalah Chris, tetangganya sendiri.
"Jadi atasanku adalah tetanggaku sendiri? " Naya terus bertanya-tanya dan entah pertanyaannya itu diajukan pada siapa, yang jelas Naya terus berusaha untuk menutupi wajahnya agar tidak diketahui oleh Chris, yang sayangnya Chris tetap mengetahuinya.
Chris yang sudah berdiri di depan Naya langsung menarik ID card Naya secara kasar, hingga Naya maju beberapa langkah tanpa Naya sengaja.
"Nayara. " Chris membaca nama Naya Lalu setelah itu Chris kembali melepaskan ID card Naya secara kasar, dan melanjutkan langkahnya untuk menuju ke ruangannya.
Naya sedikit bernafas lega karena Chris tidak menunjukkan pada banyak orang kalau mereka saling kenal.
Baru saja Naya bisa bernafas lega, tiba-tiba Hans datang menemui Naya, dan meminta Naya untuk ke ruangan Chris, karena dipanggil Chris.
Dengan takut-takut Naya mengetuk pintu ruangan Chris, dan Naya langsung masuk setelah mendapat perintah untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Om Chris panggil aku? "tanya Naya setelah masuk ke dalam ruangan Chris.
"Ini di kantor, dan aku atasanmu. "Kata Chris dengan nada dinginnya menegur Naya agar membenarkan panggilan Naya, dan dengan cepat Naya langsung mengubah ekspresinya jadi serius.
" Maaf Tuan Chris, saya tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi. "Ujar Naya dengan nada formalnya, dan Chris langsung berdiri lalu mendekati Naya, dan hanya satu tangan saja menggendong tubuh Naya, membuat Naya terkejut lalu mendudukkan tubuh Naya di atas meja kerjanya. Mengangkat tangannya di depan wajah Naya, seperti minta sesuatu membuat Naya kebingungan.
"Mana uang yang aku minta sebagai ganti rugi. "Kata Chris yang membuat Naya langsung tersedak air liurnya sendiri.
"Om itu sudah sangat kaya, kenapa Om Chris masih meminta uang kerugian. Lagipula aku hanya bawahan Om Chris, dan aku juga tidak melakukan apa-apa pada Om Chris, untuk apa Om Chris minta ganti rugi. " Ujar Naya panjang lebar membuat Chris langsung menarik baju Naya, hingga baju Naya jadi kusut, dan sedikit mendorong tubuh mungil Naya untuk keluar dari ruangannya. Tanpa sepatah kata pun, Naya keluar dari ruangan Chris dengan kesal dan Chris melanjutkan pekerjaannya.
Hari pertama Naya bekerja sebagai asisten Chris di perusahaan besar itu berjalan dengan lancar, dan Naya sangat bersyukur karena ia bisa bekerja dengan baik, meski sebelumnya ada pembukaan yang begitu sangat menguji kesabarannya, tapi Naya masih merasa senang karena tidak merasa kesulitan dalam mengerjakan tugasnya sebagai asisten.
Naya yang ingin pulang terpaksa harus menunggu taksi dengan waktu yang cukup lama karena saat ini Naya merasa tidak beruntung dikarenakan hujan, hingga Naya merasa kesulitan untuk mendapatkan taksi.
Hingga jam 8 malam Naya Masih betah menunggu taksi lewat di depan kantor, namun Naya tetap tidak kunjung mendapati taksi lewat, bahkan berulang kali Naya memesan taksi online, namun terus dibatalkan secara otomatis.
Karena Naya tidak ingin tidur di depan kantor semalaman, akhirnya Naya terpaksa berjalan kaki sambil mencari taksi di jalan, berharap Iya saat di perjalanan Nanti ada taksi yang bisa mengantar dirinya pulang. Sayangnya hingga Naya akan sampai ke rumah Naya tetap tidak mendapatkan taksi, hingga Naya benar-benar merasa kakinya sangat lemas karena terlalu lama berjalan.
Dari kejauhan Naya melihat ada banyak orang yang berpakaian serba hitam, berdiri di dekat rumahnya, dan dengan pelan Naya mencoba untuk putar balik ke kanan, namun sayang, keberadaannya langsung diketahui oleh beberapa orang-orang Ezi, hingga membuat Naya langsung berlari untuk menghindari kejaran anak buah Ezi.
"Cepat kejar! "teriak Ezi saat menyadari keberadaan Naya.
"Sial, aku benar-benar tidak beruntung kali ini. Aku harus bersembunyi dimana. "Gumam Naya kesal, sudah capek jalan kaki pulang dari kantor ke rumah hujan-hujanan, sesampainya dia di rumah malah dikejar orang-orang Ezi, dan itu membuat Naya benar-benar sangat kesal.
"Tidak punya jalan lain, aku harus bersembunyi di rumah Om Chris. "Kata Naya yang merasa tidak punya pilihan lain selain bersembunyi di rumah Chris, karena setiap ia bersembunyi di rumah Chris, Naya pasti akan merasa aman dan tidak ditemukan oleh siapapun, termasuk Ezi.
"Masih berani masuk ke rumah ini meski sudah tahu rumah ini ada penghuninya? "tanya Chris dengan nada dinginnya, membuat Naya terkejut, ditambah saat ini tubuhnya basah kuyup, hingga membuat Chris yang melihat lekuk tubuh Naya yang tercetak begitu sangat jelas di matanya langsung kesusahan menelan air liurnya sendiri.
" Om, aku mohon, kasihanilah aku. Biarkan aku bersembunyi di sini. "Ujar Naya Seraya mengatupkan kedua tangannya tepat di depan wajahnya, memohon agar Chris membiarkan dirinya bersembunyi di rumahnya, karena menurut Naya, tempat paling aman ya itu hanya di rumah Chris.
" Bersedia menghangatkan ranjangku, atau aku lempar tubuhmu pada mereka, karena kebetulan mereka masih menunggu kamu. "Ujar Chris memberi pilihan pada Naya, hingga membuat Naya benar-benar merasa bingung untuk menentukan pilihannya.
Karena Chris memang tipe orang yang tidak suka membuang-buang waktunya, Chris langsung mencekal tangan Naya dan menyeret Naya keluar dari rumahnya.
"Menghangatkan ranjang Om Chris...