Malam Bali yang tenang dipenuhi oleh suasana yang romantis dan indah, namun hati Neysa bergejolak penuh kegelisahan. Lilin-lilin kecil yang berkelip di pasir pantai seakan menyoroti suasana malam yang seharusnya penuh kebahagiaan, namun bagi Neysa, malam ini terasa seperti neraka yang menyakitkan. Aksara berdiri dari duduknya untuk berlutut di hadapan Neysa, dengan cincin berlian yang berkilau di bawah sinar bulan. Dia menatap Neysa dengan penuh harapan, mata pria itu penuh dengan cinta dan kesungguhan. Setiap detik yang berlalu semakin membuat Neysa terjepit antara dua dunia—dunia yang dipenuhi cinta dan harapan Aksara, dan dunia ketakutan dan kecemasan yang mengganggu pikirannya. "Neysa, maukah kamu menikah denganku?” tanya Aksara lagi, suaranya bergetar antara harapan dan keraguan. Ke