“Saya bantu obatin kamu dulu. Setelah itu, kamu bebas mau semarah apapun sama saya. Lakuin apapun yang kamu mau. Oke? Kaki kamu harus diobati.” “Gak mau disentuh sama kamu,” ucapnya menarik kaki menjauh. “Saya panggil penjaga villa nya kalau gitu. Kaki kamu bisa bengkak kalau gak diobatin.” “Jangan!” Inara menahan. Berhari-hari menghabiskan waktu dengan wanita tua penjaga villa yang ternyata memendam banyak kesedihan, saudaranya yang cacat juga tinggal satu rumah dan selalu disibukan malam hari. “Bantu saya berdiri,” ucap Inara pada akhirnya. Air mata masih terus menetes, yang Inara hapus kasar menggunakan lengannya. Ini air mata kesedihan sebab Agra akhirnya kembali menyentuhnya, mendudukan di sofa sebelum pria itu mengambil air hangat. Agra duduk di ujung sofa, menjadikan pahanya seb