Rasa gugup Inara ikut terpancing saat Neysa tiba-tiba memberikannya testpack. Tidak terfikir sedetikpun kalau dirinya sedang hamil. Hanya menuduh flu sebagai biang keroknya, sebab selama seminggu lebih Inara di rumah sakit. “Ra?! Gimana udah belum?!” Neysa di luar pintu kamar mandi mengetuk brutal. Sama-sama penasaran. Begitu pun Aben yang masih berdiri disana, mendapat lirikan dari Neysa membuat pria itu menggeleng. “Jangan liatin kayak gitu, saya udah punya inceran wanita yang saya suka sejak kecil.” “Beuhh gak mantep ah.” Keduanya sampai tidak sadar Ibu Sundari masuk ke apartemen sang anak. Beberapa kali menginap disini untuk menghangatkan tempat ini. Tidak aneh melihat Aben keluar masuk, yang aneh kenapa dua orang itu menempelkan telinga ke pintu. “Kalian lagi ngapain?” “Ya ampun!