Pukul dua belas malam Farhan bergelut dengan gairahnya sendiri. Ia sudah lelah pengen tidur. Namun apalah daya gairahnya yang tidak mau surut. Farhan duduk di kursi dapur sembari meminun air es. Berharap dinginnya es bisa meredupkan gairahnya. Farhan juga mengganggu pasangan suami istri Lexa dan Nando untuk meminta solusi atas gairahnya. Membaca pesan Lexa malah membuatnya kesal. Lexa menyarankan untuk memberitahu Ria tentang penyakitnya. Namun menurut Farhan itu bukan keputusan yang tepat. Dia dan Ria saja makin merenggang. Bagaimana mungkin saat-saat begini berbicara gairah. Yang ada dia dihajar Ria saat ini juga. "Ahhh sial!" Erang Farhan mengusap rambutnya kasar. Ria yang berdiri di pintu dapur hanya mengerutkan alisnya. Kenapa suaminya tampak frustasi. Apa suaminya sudah bergejala