The Crippled Wangye

1584 Words
Musim semi, Luoyang, Tang Agung. "Gelar Putra Mahkota yang sebelumnya disandang oleh Li Zhan akan sepenuhnya dicabut." Suara Kasim Han menggema di istana Putra Mahkota Li Zhan   Ini adalah kali pertama dalam sejarah Tang Agung, Seorang kaisar memberikan titahnya untuk mencabut gelar seorang pewaris tahta. Usia Putra Mahkota Li Zhan saat itu baru berusia empat tahun. Dia masih terlalu kecil untuk memahami permasalahan pelik kekaisaran seperti pentingnya sebuah gelar. Sementara sang ibu, permaisuri Li Hua, tidak bisa melakukan apapun untuk mempertahankan gelar putranya. Sang permaisuri meringkuk dan memeluk tubuh kecil Putra Mahkota saat di waktu yang bersamaan tabib kekaisaran memvonis Putra Mahkota Li Zhan lumpuh total. Bagaimana mungkin bocah periang yang selalu berlarian kesana dan kemari bisa menjadi lumpuh setelah demam yang dia alami? Dan demam itu hanya berlangsung semalam saja! Calon pewaris tahta itu masih berlarian dua hari yang lalu bersama dengan putra Jenderal. Jadi bagaimana mungkin dia lumpuh dua hari berikutnya? Konspirasi! Konspirasi lah yang membuat sang pewaris tahta menjadi seperti ini!   */ Selir Chu dari klan Chu adalah wanita berstatus Guiren yang memiliki posisi satu tingkat di bawah permaisuri. Dia juga merupakan selir dari salah satu klan terkuat yang ada di Tang Agung. Namun meskipun demikian, dia tetap saja tidak bisa menyaingi permaisuri Liu Hua.   Kalah dari segi kecantikan, kalah dari segi kekayaan karena ayah permaisuri Liu Hua adalah pemimpin fraksi barat, selir Chu juga kalah dalam hal cinta. Kaisar Li An sangat mencintai permaisurinya itu. Apalagi sejak sang permaisuri melahirkan seorang bayi laki-laki yang nantinya akan mewarisi tahta. Semua hal itulah yang membuat selir Chu buta, mata hatinya sepenuhnya telah tertutup dengan kedengkian dan iri hati. Hingga akhirnya Putra Mahkota Li Zhan menjadi korbannya!   Saat Putra Mahkota Li Zhan berusia empat tahun, selir Chu yang juga baru saja melahirkan anaknya, dengan keji mengirimkan kutukan pada Putra Mahkota Li Zhan. Dia tidak berniat membunuh Putra Mahkota, selir Chu hanya ingin membuat status Putra Mahkota yang melekat pada anak itu berpindah ke anak yang baru saja dilahirkannya. Alhasil, Putra Mahkota Li Zhan lumpuh di usianya yang keempat. Tabib kekaisaran bahkan tidak bisa menyembuhkan pewaris tahta itu.   Kaisar Li An melakukan segala upaya agar putra kesayangannya itu bisa sembuh. Ratusan bahkan ribuan tabib terbaik diseluruh penjuru Tang Agung dipanggil ke istana. Tidak hanya itu, tabib yang termasyhur yang berasal dari Dongyang bahkan menyerah pada Putra Mahkota Li Zhan dan meminta kaisar Li An menghukumnya. (Dongyang: Jepang)   Hingga setelah desakan para menteri dan para sarjana bergelora di seluruh negeri, bahkan gulungan petisi telah menggunung di meja kerja kaisar Li An, sang kaisar akhirnya memberikan titahnya dan mencabut gelar Putra Mahkota dari Li Zhan dan memberikan gelar itu pada anak selir Chu Jia Li, Li Fang. Dan sebagai gantinya, kaisar memberikan gelar Wangye pada Li Zhan. (Wangye: Pangeran)   Waktu demi waktu akhirnya berlalu, musim berganti, begitu pula tahun. Sudah dua puluh tahun semenjak kejadian itu terjadi, dan kini Li Zhan telah tumbuh menjadi pemuda tampan.   "Membaca sastra?" Suara serak tiba-tiba terdengar di paviliun Tianhua milik pangeran Li Zhan.   Pangeran Li Zhan tersenyum, dia memutar kursi roda kayunya yang semula menghadap ke jendela ke arah orang yang bersuara itu. "Oh? Bukankah ini wakil Jenderal Ouyang Jiayi yang kaya raya itu?" Pangeran Li Zhan meletakkan buku sastra berisi kumpulan puisi itu di sebuah meja.   "Yang mulia." Laki-laki bermarga Ouyang itu segera menangkupkan tangannya dan memberi hormat pada pangeran Li Zhan. Li Zhan, "Aku bosan berada di dalam paviliun, mari pergi untuk memberi makan ikan di halaman belakang istana."   Wakil jenderal Ouyang secara alami berjalan ke belakang kursi roda kayu pangeran Li Zhan dan dengan ekspresi kaku di wajahnya dia mendorong kursi roda itu. Suara kerikil yang terinjak oleh roda kursi roda kayu terdengar menyatu dengan suara aliran air di kolam yang berada di halaman belakang istana.   "Jiayi.." Pangeran Li Zhan berkata dengan suara serak, "Bagaimana? Apakah ada masalah yang terjadi di akademi Tianli belakangan ini? Aku tidak bisa keluar untuk memeriksanya. Aku rasa kau sudah tahu alasannya."   Wakil Jenderal Ouyang masih memakai pakaian besinya. Suara gemerisik terdengar ketika dia berjalan ke depan pangeran Li Zhan. Rambutnya yang panjang, di ikat separuhnya. Ada ornamen silver yang tampak mahal di atas kepala wakil Jenderal itu.   "Semuanya berjalan dengan lancar yang mulia. Hanya saja.." Ouyang Jiayi tampak ragu ketika dia mengatakan hal ini, "Lixue mengatakan bahwa..."   Mendengar nama "Lixue", pangeran Li Zhan tidak bisa tidak terkejut. Suaranya terdengar bersemangat ketika dia  bertanya, "Aku tidak melihatnya selama sebulan. Kemana dia? Apakah dia sedang mengatur pernikahannya?"   "Dia tengah sibuk di pengadilan kekaisaran." Tidak ingin di sela lagi oleh pangeran Li Zhan, Ouyang Jiayi segera berkata, "Dia memberitahuku bahwa sejumlah tumpukan petisi telah masuk ke departemen kehakiman istana. Hampir semua isi dari petisi itu adalah pengaduan para pedagang yang mengeluhkan besarnya pajak ketika mereka akan keluar untuk berdagang melalui jalur sutra."   Mendengar aduan dari Ouyang Jiayi itu, alis hitam pangeran Li Zhan langsung berkerut. Dia tidak mengatakan apa-apa dan tampak sedang berpikir.    Jalur sutra adalah jalur yang sengaja dibuat untuk memudahkan para pedagang berdagang di luar negeri Tang Agung. Dan hal itu juga tentu dilakukan untuk menarik keuntungan dari pajak yang akan diberikan oleh pada pedagang luar untuk bisa memasuki Tang Agung. Namun pajak besar hanya diberlakukan pada pedagang asing, pedagang lokal tentu saja tidak termasuk ke dalam hitungan.   "Aku akan mencoba memikirkan solusi terbaik. Kita masih harus menyelidiki hal ini. Korupsi membunuh rakyat! Aku tidak akan membiarkan hal ini berlarut-larut." Melihat ekspresi wakil Jenderal Ouyang masih muram, pangeran Li Zhan sepenuhnya tahu bahwa permasalahan yang baru saja didengarnya itu bukanlah satu-satunya permasalahan.   Pangeran Li Zhan melemparkan remahan untuk memberi makan ikan-ikan yang ada di kolam, "Katakan, hal apalagi yang masih menggangumu?"   "Yang mulia, masalah ini tidak kalah serius." Wakil jenderal Ouyang berkata, "Para bandit berulah di sepanjang jalan sutra. Para pedagang harus kembali atau pergi dengan tangan kosong. Beruntung jika mereka kembali dengan keadaan tubuh masih menyatu dengan rohnya."   Pangeran Li Zhan segera merasakan sakit kepala menyerangnya secara tiba-tiba. Masalah pertama sudah mampu membuat separuh urat nadinya muncul, namun kini, urat biru di dahinya yang putih tidak bisa lagi bersembunyi ketika pangeran Li Zhan mendengarkan permasalahan kedua ini. "Status bahaya?" Tanya pangeran Li Zhan. Ouyang Jiayi, "Tingkat 3....."   Pangeran Li Zhan akhirnya bisa sedikit mengehela napas lega setelah mendengar angka tiga keluar dari mulut Ouyang Jiayi. Akademi Tianli membagi tingkatan kesulitan misi mereka menjadi lima tingkatan. Tingakatan ke-lima adalah tingkat terendah, sementara tingkat satu adalah yang tertinggi. Tingkat tiga tidak bisa dikatakan rendah, tetapi setidaknya mereka masih bisa mengulur waktu untuk mengatasi masalah itu.   Pangeran Li Zhan, "Aku kira sudah sangat parah. Aku.."   Ouyang Jiayi batuk kering selama beberapa kali sebelum akhirnya berkata, "Itu sebulan yang lalu yang mulia. Qiqing He kembali memeriksanya tiga hari yang lalu, dan dia berkata bahwa kondisi telah mencapai tingkat satu.”   Pangeran Li Zhan, "…." "Kita harus segera bergerak. Kita tidak bisa mengandalkan pasukan istana." Timpal pangeran Li Zhan.   Istana memiliki pasukan militer yang besar. Namun karena mereka sedang berperang di perbatasan untuk mengusir penjajah Dongyang, sebagai besar pasukan ditarik ke perbatasan, sementara sisanya menjaga ibu kota.   Satu-satunya jalan adalah wakil Jenderal Ouyang. Dia adalah wakil Jenderal yang juga berstatus sebagai Marquis. Ayahnya adalah Jenderal dengan sepertiga kekuatan militer berada di bawah segelnya. Jika saja dia berambisi akan kekuasaan, maka menjadi Jenderal utama menggantikan sang ayah akan semudah membalikkan telapak tangan bagi Ouyang Jiayi.  Jadi tidak sulit bagi seorang pemuda bangsawan nan kaya sekelas Ouyang Jiayi untuk bisa menyiapkan setidaknya seribu pasukan dalam semalam.   Namun bertindak gegabah tanpa adanya persetujuan dari kaisar, hanya akan menciptakan permusuhan baru antara kaisar dan keluarga Ouyang. Jadi keduanya memutuskan untuk mencari jalan lain.   Ketika rakyat, utamanya rakyat ibukota, baik keluarga bangsawan maupun rakyat jelata tidak mendapatkan jawaban dari pemerintah setempat atas permasalahan mereka, maka akademi Tianli lah yang menjadi tempat terakhir mereka menggantungkan harapan.   Ada dua masalah pelik yang membuat pangeran Li Zhan sakit kepala. Dan keduanya menyangkut rakyat negeri Tang Agung. Walaupun pajak besar membuat isi kantong pedagang kelas menengah dan pedagang kecil yang ingin melewati jalur sutra terkuras habis, tapi itu bukanlah masalah yang bisa merenggut nyawa mereka. Para pedagang telah membayar upeti, namun kesalamatan mereka masih tidak bisa dipastikan ketika mereka melalui jalur sutra. Tentu saja hal ini sangat merugikan para pedagang, baik pedagang dari Tang Agung maupun pedagang asing.   "Bawa aku kembali Paviliun ku, ini masalah penting. Kita harus menanganinya secepatnya. Aku tidak bisa menundanya lagi." Kata pangeran Li Zhan.   Ouyang Jiayi segera melangkah untuk mendorong kursi roda kayu pangeran Li Zhan kembali ke paviliun pangeran. Begitu sampai di paviliun, Ouyang Jiayi, secara cekatan langsung menutup pintu paviliun, menutup jendela, dan menutup segala celah yang memungkinkan mereka terlihat dari luar.   Wakil Jenderal Ouyang mengambil sesuatu dari dalam peti di sudut paviliun. Itu adalah sebuah manekin seukuran pangeran Li Zhan. Manekin itu ditempatkan disebuah kursi dan mengahadap jendela, tampak seperti pangeran Li Zhan yang sedang membaca buku.   Manekin besi itu adalah salah satu produk akademi Tianli. Mereka mendaur ulang armor berat yang rusak dan memanfaatkannya sebagai perisai. Tidak seperti patung biasa, manekin itu telah ditingkatan oleh sepupu pangeran Li Zhan, Qiqing He, yang juga merupakan anggota utama akademi Tianli. Manekin itu memiliki magnet di dalamnya, dan jika magnet itu menyentuh tubuh manekin yang memiliki magnet di sisi lain, maka manekin itu akan bergerak dengan sendirinya. Setelah melakukan ini dan itu, Ouyang Jiayi kemudian menyalakan lilin dan menurunkan jendela. Setelah semuanya selesai, dia berdiri dengan ekspresi kaku di sudut ruangan paviliun.   "Ayo kita pergi." Kata pangeran Li Zhan, "Di mana kudaku?" Apa pangeran Li Zhan baru saja mengatakan"kuda"? Dengan kakinya yang lumpuh bagaimana mungkin dia bisa menunggangi kuda? 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD