Suara petir yang sangat kencang, diikuti gemuruh air hujan yang cukup deras, membuat Rio yang tengah duduk di ruang tengah bersama Roni, menghela napas dalam-dalam. Berkali-kali, pria itu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, yang saat ini sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Akan tetapi … hujan yang turun sejak tadi sepertinya tak kunjung reda. “Yah, Rio kayanya pulang sekarang aja. Takutnya kemaleman,” pamit Rio pada Roni. “Loh, di luar, kan, masih hujan lebat, Nak. Jangan maksain pulang. Bahaya!” sahut Roni, melarang. “Tapi, Yah … Rio gak enak kalau berkunjung sampai larut malam gini,” balas Rio, serba salah. “Sekali-kali, gak apa-apa atuh, Ri. Lagian, Ayah gak izinin kamu pulang, kalau keadaan di luar hujan deras kaya gini. Gak usah maksain, ah!” jawab