9

892 Words

Rasanya ingin tertawa terbahak-bahak namun Dyah mengurungkannya, karena Dyah tidak ingin Chairul tersinggung. Tapi kan itu hadiah terlucu beserta alasannya yang tidak masuk akal. Akhirnya Dyah hanya mengulum senyumnya. "Apa ada yang salah?" tanya Chairul pelan. "Maaf ... Bukan begitu maksud aku Chairul. Aku pikir Harum bukan tipe wanita yang suka keromantisan lebay. Kalau belum kenal Harum, lebih baik kenalilah karakter dan sifatnya." ucap Dyah pelan dan menyeruput kopi di depannya. Chairul pun tampak melongo mendengar apa yang diucapkan Dyah. Memang dia hanya teman kecilnya jadi tidak tahu persis perubahan Harum saat ini setelah dewasa. Chairul hanya tahu lewat bunda dan mama Harum, segala sesuatu tentang Harum. "Bukankah kamu tadi telat datang?" tanya Dyah kembali. "Betul. Tapi aku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD