Hari menjelang sore dan waktu bekerja pun hampir berakhir. Sudah tepat pukul empat sore. Karyawan dan karyawati pun sudah berlalu lalang melewati bilik kerja mereka dan menyapa untuk pulang.
"Harum jangan lupa. Kafe Akustik jam lima sore." ucap Dyah pelan setengah berbisik. Mereka berdua malu bila harus membahas tentang pria.
Harum hanya tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya. Pekerjaannya pun sudah selesai dan mulai mematikan serta menutup laptopnya dan memasukkan ke dalam tas laptop. Buku agenda pun di buka, beberapa deadline klien sudah dikerjakan dan hasilnya sudah di emailkan pada yang bersangkutan. Satu per satu pekerjaannya pun di beri check list tanda sudah dikerjakan.
"Sudah Siap.... Yuk... " ucap Dyah sudah berdiri di depan bilik kerja Harum.
Harum hanya menatap sekilas kepada sahabatnya itu dan membereskan meja kerjanya hingga bersih dan rapi. Semua Bintek di kembalikan pada rak Bintek, kertas-kertas pun ditumpuk dengan rapi, last tulis juga di kembalikan di dalam laci mejanya. Kedua matanya melirik ke arah meja Dyah yang masih berantakan tak karuan.
"Dee ... lihat itu mejamu masih berantakan." ucap Harum sambil menunjuk ke arah meja Dyah yang masih acak kadul.
"Harum... nanti juga ada OB. Yang penting hasil kerjaan yang di deadline udah aku simpan hardcopynya." ucap Dyah yang memang cuek dan sedikit dableg.
Dyah dan Harum berjalan menuju mobil mereka dan melajukan mobilnya ke arah Kafe Favorit mereka. Kafe Akustik, Kafe ini sangat nyaman dan sederhana, terkadang Harum dan Dyah mengajak meeting dengan kliennya ke Kafe Akustik ini.
Keduanya sudah dikenal barista Kafe Akustik ini. Tapi tidak pernah mengenal siapa pemilik Kafe Akustik ini. Kafe berlantai dua dengan ruangan yang tertutup dan area no smoking. Tatanan tempat dan letaknya pun terlihat unik dan minimalis. Menu yang di sajikan pun sangat unik terlebih ada berbagai jenis Kopi yang menjadi menu andalan disini. Antara lain Kopi Tarik, Kopi Green Tea, Kopi Robusta, Kopi Arabica, Kopi Bali dan Kopi Solo, serta masih banyak varian Kopi yang siap menggoyang lidah kalian. Bingung ya... ???
Harum dan Dyah sudah berada di depan barista favorit mereka untuk memesan Kopi sesuai selera mereka masing-masing.
"Haii.... Roy, aku biasa ya." ucap Dyah pelan.
"Oke Mbak Dyah. Cappucino Late? Dengan cream dan toping Choco tabur." ucap Roy pelan dan mengangguk yang sudah hapal dengan Kopi kesukaan Dyah.
"Kamu memang Barista terbaik. Tidak pernah gagal sesuai selera lidahku." ucap Dyah menggoda dan mengedipkan satu matanya ke arah barista tersebut.
Barista itu hanya menanggapi dengan senyum. Sudah biasa bukan, para pelanggan yang mulai akrab dengannya menggoda Roy, apalagi Barista itu gagah dan tampan. Mungkin banyak wanita akan salah mengartikan kedekatan dan dan arti senyum ramah di balik bibirnya itu.
"Roy... Aku biasa juga ya." ucap Harum pelan. Kedua matanya berlalu lalang mencari tempat favoritnya dan melihat keadaan di sekitar.
"Mbak Harum sudah lama tidak nongkrong sibuk ya. Kopi Green Tea dengan gula no kalori di sendok kecil tambahkan kayu manis." ucap Roy yang begitu hapal detail dengan pesanan pelanggan.
Roy tersenyum menatap Harum. Senyum yang bisa diartikan lain. Tapi Roy juga sudah lama bekerja di Kafe Akustik, dan sejak bertemu dengan Harum sebenarnya banyak hal yang Roy pelajari tentang wanita.
"Oke Roy... Takaranmu selalu tepat, jangan buat aku kecewa." ucap Harum dengan tersenyum.
"Baik Harum tunggu saja pesanan kalian akan ku antar ke meja kalian." ucap Roy singkat.
Sore ini pelanggan lumayan padat. Lantai satu dan dua meja sudah penuh. Hanya tinggal meja di bagian depan teras Kafe Akustik. Alunan musik Akustik kian membuat banyak pelanggan ikut terbuai suasana hangat dan romantis.
Meja pojok dekat jendela besar, menjadi tempat favorit Dyah dan Harum nongkrong di Kafe Akustik ini.
"Dee ... Kamu yakin kali ini sesuai tipe aku." ucap Harum merapikan mejanya dan mengelap mejanya dengan tissue basah.
Itulah Harum, meja yang sudah terlihat bersih pun harus di bersihkan ulang menggunakan tissue basah. Lalu kedua tangannya di cuci dengan hand sanitizer agar terbebas dari kuman dan bakteri.
Sungguh apik dan resik wanita ini. Mungkin ada beberapa orang yang merasa risih dengan sikap keterlaluannya ini.
"Harum ... Akbar lagi otewe." ucap Dyah pelan memberi info.
Harum mengeluarkan sebuah buku dan mulai membaca. Buku itu berjudul Ensiklopedia Cinta. Bacaan yang cukup berat ya ....