Selesai makan Sean cuci tangan, tidak lupa cuci kaki dan muka. Lalu kembali ke kamar dan duduk di sofa, dia tidak mau kena penyakit gula gara-gara habis makan langsung rebahan. Ya walau itu mitosnya zaman duu. Sean kembali memikirkan kata-kata Irina. Kenapa yang namanya ibu mertua itu punya mulut jahatnya ngalahin ibu tiri? Beda dengan Ibu Kota yang ramah mau menampung Sean di lingkungannya. Tatapan Sean menerawang. Harusnya dia tidak menikahi Rahi, harusnya dia bisa membuktikan kebohongan Rahi, harusnya dia tidak terjebak dalam keluarga ini, Sean merasa keluarga orang kaya bukanlah tempatnya, dan harusnya … dia mengejar Mona lagi. Ya, setidaknya kalau dengan Mona, dia tidak akan direndahkan sampai serendah ini oleh mertua karena Mona tidak punya ibu. “Om gak tidur?” Sean melirik Ra