29. Hurting, but Cannot Hate

1735 Words

Lantunan salam terdengar menyejukan hawa perdebatan di ruang tamu, yang mana dibintangi oleh Samudra dan Irina, mereka sedang berdiskusi semi sengit perihal ngidamnya Rahi. Sedangkan bocah nakal itu sudah memasuki kamarnya. “Baru pulang kamu, Yan?” tanya Samudra menyambutnya. Ucapan salam Sean sudah dibalas sebelumnya, tetapi Irina seperti tidak ikhlas. “Kamu pasti capek, tapi saya pengin kita ngobrol sekarang. Apa mau nunggu entar malem?” “Sekarang aja gak apa-apa.” Sean sudah menyamarkan bekas tetesan air matanya, dia tidak menangis, hanya gerimis saja matanya akibat hati yang mendung. “Oke, sini duduk!” ajak Samudra. Irina menatap jengkel sosok Sean. “Kamu jadi suami fungsinya apa sih, Yan?” celetuknya. Sean menahan tekanan campur aduk dalam d**a dengan sabar. Dia diam saja.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD