Shen menurunkan badan Yasmin di padang pasir yang tandus, tempatnya sangat jauh dan tersembunyi dari jangkauan orang, lebih tepatnya terasing. Yasmin hanya diam tanpa mampu mengucapkan sepatah kata, dia shock sekaligus putus asa. Tapi mau bagaimanapun juga, ini nyata. Yasmin tak habis pikir karnanya.
Aneh! Benar-benar aneh!! Di zaman modern seperti ini, masih saja ada orang hebat seperti Shen Amun Ra. Dan itupun adalah suaminya, yang Mulia Fir'aun generasi ke-18, Amenophis yang kejam. Sifat angkuhnya rupanya turunan dari ayahnya, Ahmose 1. Tapi jika bersikap lembut pada sebagian orang, Shen mendapat turunan dari ibunya, Ahmose Nefertari.
Yasmin menatap pria yang saat ini ada di hadapannya, Yasmin masih bingung karna Shen membawanya ke tempat yang sepi dan gelap seperti tidak ada tanda-tanda mahkluk hidup sama sekali, apalagi di malam hari! Semakin membuat bulu kuduk Yasmin berdiri.
"Yasmin?! Apa Kau baik-baik saja?!" tanya Shen Amun Ra, memastikan.
"Ah! A-aku ... baik-baik saja," jawab Yasmin, gugup. Jantungnya masih saja berdetak tidak karuan.
"Tunggulah sebentar, aku akan membukakan pintu rumah kita," Shen berucap dan setelahnya menggaruk-garuk pasir agar menyingkir dari hadapannya. Melihatnya Yasmin tersenyum tanpa sengaja, dalam hatinya berucap, "Kau ini tikus apa manusia sih, Shen?! Masak iya garuk-garuk pasir saat mau masuk rumah?" Yasmin lagi-lagi dibuat bingung oleh Shen Amun Ra. Shen ibarat tikus yang ingin mencari makanan.
"Kau tertawa?!" selidik Shen, tidak suka.
"Eh!! Ti-tidak!! Aku diam kok," Yasmin mengalihkan perhatian Shen Amun Ra dengan cara menatap ke arah lain dan mengetuk-ngetukkan dua ujung jari telunjuknya tanda menyembunyikan sesuatu atau berbohong. Shen mendekatinya dan tak lama kemudian melahap bibir Yasmin.
"Uummpphh!! Shen ...."
"Jangan menggodaku, Yasmin. Atau kalau tidak?! Aku akan memakanmu sampai habis," Shen masih saja gemas menggarap bibir Yasmin.
"Maaf," setelah Yasmin berkata demikian, Shen melepaskannya.
"Aku tidak dalam kondisi bercanda, Yasmin Amun Ra, ini beneran rumah kita," Yasmin berdebar-debar hatinya, ini pertama kalinya Shen mengaitkan namanya dengan nama Amun Ra, kali ini Yasmin benar-benar merasa jadi istri yang sesungguhnya.
"Yasmin Amun Ra, gemas sekali," batin Yasmin, berusaha menyembunyikan senyumnya, takut Shen akan kembali melumat bibirnya.
Shen kembali menggaruk tanah, bahkan kali ini menggalinya, Shen berkata akan membuka pintu yang ada di bawah tanah, tidak paham! Yasmin hanya mengangguk saja saat Shen berbicara.
Shen melakukannya dengan begitu cepat, tak butuh waktu lama pasir yang digali oleh Shen sudah sampai lima ratus meter, perkiraan. Yasmin benar-benar hilang kata-kata, entah pria seperti apa yang dia nikahi? Ingin tidak percaya tapi nyata, mau percaya tapi kelakuannya tidak seperti manusia normal pada umumnya. Aneh! Benar-benar aneh!
Beberapa saat kemudian, lubangnya sudah semakin dalam lagi! Bahkan saking dalamnya tanah di bawah padang pasir itu mungkin terlihat, setelah agak ke dalam lagi, di sana sangat gelap, Yasmin tidak bisa melihat suaminya. Rasa cemas mulai menghantui pikirannya.
"Shen!" panggil Yasmin, khawatir. Dia takut Shen kenapa-kenapa dan juga takut dilihat oleh orang lain. Orang pasti akan curiga Shen menggali tanah di tengah malam, dan itupun ... sangat dalam. Untunglah gelap! Kalau siang, mereka berdua pasti sudah ditangkap.
"SHEN!! APA KAU BAIK-BAIK SAJA?! KELUARLAH!!" teriak Yasmin, di atas lubang yang besar dan dalam. "SHEN!!" teriak Yasmin lagi, kali ini disertai ketakutan. Angin malam semakin kencang menerpa membuat Yasmin putus asa harus bagaimana?! Doanya cuma satu! Semoga tidak terjadi badai pasir. Karna kalau itu terjadi, takutnya Shen akan tertimbun.
Sssshhhhh ....
Ssssshhhhhh ....
Sssssshhhhh ....
Doa Yasmin rupanya tidak manjur, bunyi badai pasir akan segera tiba membuatnya ketakutan.
"SHEEN!! KELUARLAH!! MAU ADA BADAI PASIR TAKUTNYA KAU AKAN TERTIMBUN!! SHEEEEEN!!"tetap tidak ada jawaban, tangis Yasmin mulai pecah.
"Yasmin," panggil Shen, entah kenapa tiba-tiba sudah ada di belakang Yasmin, karna tenggelam dalam ketakutan! Yasmin tidak sadar dan tidak dengar dipanggil oleh Shen Amun Ra.
"Shen ... keluarlah! Jangan membuat aku takut," isaknya tanpa tahu bahwa Shen saat ini ada di belakangnya, Yasmin terlalu khawatir memandang ke arah lubang hingga panggilan Shen saja tidak terdengar oleh telinganya. Mungkin juga karna kerasnya bunyi badai yang sebentar lagi akan tiba, Shen semakin suka melihat Yasmin peduli padanya. "Shen ...."
"Yasmin, Aku ada di belakangmu, Sayang."
"Eh! Shen?! Kau sudah keluar?! Kok aku tidak lihat?! Keluar dari mana?! Syukurlah!" seru Yasmin, sangat lega! Dia memeluk Shen Amun Ra tanpa sengaja.
"Kenapa?! Apa Kau takut?" tanya Shen, lekat menatap mata Yasmin.
"Jangan bodoh! Aku tidak takut, Shen! Hanya saja ..." bantah Yasmin, salah tingkah.
"Hanya saja apa?! Katakanlah!"
"Tidak tahu dan aku tidak mau jawab!! Jangan turun ke lubang itu lagi! Kalau kau kenapa-kenapa! Aku akan disalahkan kakek Robert," marah Yasmin, memukuli punggung Shen. Itu hanya alasannya agar kekhawatirannya pada Shen tidak terbaca, Yasmin gengsi mengakuinya.
"Benarkah?!" Shen meraih badan Yasmin dan merengkuhnya dalam pelukan. "Kau sekarang milikku, Sayang. Jangan takut! Aku akan selalu menjagamu dan berusaha membahagiakanmu, hum ... " desah Shen, membuat jantung Yasmin berdetak tidak karuan. Shen menciumi wajah, bibir, serta bagian intim Yasmin yang lainnya.
"Aaahh ... Shen ... " Yasmin menggeliat salah tingkah dalam pesona Shen Amun Ra.
"Aku suka dengan panggilan merdu yang keluar dari bibirmu, Yasmin ... katakanlah lagi, oooh ...." Shen membuat Yasmin gelisah tak karuan, ada nikmat, damai, dan rasa dimanjakan bercampur jadi satu. Yasmin bergumam tak menentu.
"Shen ... bukankah kau akan membawaku ke sungai Nil? Sungai yang letaknya di bawah tanah? Lalu kenapa sekarang mencuumbuku, Shen? Uh ... " tanya Yasmin, menikmati kasih sayang Shen Amun Ra, selama hidupnya, baru kali ini Yasmin merasakan nikmat yang sesungguhnya, maksudnya ... nikmat yang berasal dari fisik maupun dari hati, dulu saat dicium Yoseph, hanya sepintas lalu saja rasanya, tapi ciuman Shen Amun Ra, seolah merasuk dalam jiwanya, sukar sekali terlupa dan kenangannya mungkin akan Yasmin bawa sampai dia tiada. Sangat nikmat ....
"Aku mengurungkan niatku, Yasmin. Di sana adalah tempat dimana aku dibangkitkan, tempat rahasia ayah. Sementara disini, disini adalah rumahku, kau akan tahu setelah turun ke bawah, ayo!" ajak Shen, memeluk erat badan Yasmin dan langsung melompat ke dalam lubang yang tadi sempat digali oleh Shen, dalamnya entah sampai berapa meter Yasmin tidak tahu. Yang pasti! Tempatnya sangat gelap, dalam, seolah lorong waktu yang tidak ada ujungnya apalagi berhenti, terus ke bawah ... bawah ... dan bawah ...
Bahkan jeritan seperti orang tersiksa sampai terdengar oleh telinga Yasmin, setelahnya ... suara itu tidak ada bersama angin yang membawa mereka entah kemana?!
Yasmin ketakutan! Meski bersama Shen Amun Ra, rasa takut tidak bisa kembali ke atas itu pasti ada, berbagai pikiran buruk muncul di kepalanya.
Bagaimana kalau Shen tidak mau membawanya naik ke atas?!
Bagaimana kalau Shen sengaja ingin membunuhnya dan menguburnya langsung di dalam tanah?!
Bagaimana kalau kakak satu-satunya di Indonesia, Yoanna mencari keberadaannya?!
Yasmin dibuat gelisah oleh pikiran buruk dia sendiri.
"Shen ... apakah masih lama? Kau akan membawaku kemana? Kok tidak ada tanda-tanda mau berhenti? Aku takut, Shen ... " ucap Yasmin, hampir seperti berbisik.
"Kenapa? Kau tidak perlu takut jika bersamaku, Yasmin. Tenanglah! Kalau masih tidak bisa! Cium, Aku! Kau pasti akan tenang," perintah Shen Amun Ra, dan Yasmin langsung menurutinya karna takut kenapa-kenapa.
"Uummpph!" Yasmin mencium bibir Shen dan membelai pelan d**a punggung Shen Amun Ra, maklum! Yasmin digendong di depan.
"Bagus ... cium aku terus, Yasmin ... kau nyawaku ... dan Aku adalah surgamu! Jangan takut! Tenanglah, Sayang! Aku akan melindungimu. Uumpphh! Aah ... " desah Shen Amun Ra, entah kenapa membuat Yasmin bahagia. Mereka seolah bercintaa di udara, melayang-layang tidak karuan.
Pria yang kemaren menakutkan kini berubah menenangkan bagi Yasmin! Shen bukanlah pria berjubah hitam yang bisanya mencium bibirnya secara paksa, tapi Shen yang baru ini sungguh membuat Yasmin tergoda! Suaminya ....
Sikap Shen sungguh penuh dengan pesona. "Shen ...."
"Ya?" jawab Shen Amun Ra, masih setia menciumi bibir istrinya.
"Apakah kau menyukaiku? Aku ... " Yasmin menghentikan ucapannya, dia tidak yakin Shen akan menjawab pertanyaannya, bukankah pria itu hanya mempermainkannya?! Baginya menebak Shen mencintainya itu sungguh mustahil.
"Kenapa? Apa kau ragu?" tanya balik Shen, menghentikan ciumannya dan meraih wajah Yasmin.
"Tidak! Tentu saja tidak! Aku ...."
"Aku mencintaimu, Yasmin. Kalau tidak! Kenapa Aku memberikan tanda itu padamu?! Kau nyawaku, Gadis Manis. Kau laksana sinar yang hadir dalam hidupku, jiwaku yang mati serasa hidup saat menatap kecantikanmu! Aku memang bukan manusia normal pada umumnya, tapi percayalah! Seorang Fir'aun kalau sudah jatuh cinta! Dia akan setia sampai akhir masa, bahkan ribuan selir tak akan bisa mempengaruhi hidup kita. Hanya kau saja Yasmin ... ya ... hanya kau saja ... Aku mencintaimu, Yasmin," jelas Shen Amun Ra, membuat Yasmin tak berdaya dan melepaskan pelukannya, dia melemas.
"Yasmin!!" Shen khawatir menatap Yasmin.
"Kenapa? Bukankah kau bilang aku akan abadi?" goda Yasmin, mengedipkan matanya. Shen terpana, gadis itu mampu membuatnya jatuh cinta, Yasmin Aurora.
Entah apa yang ada dalam dirinya?! Yang jelas! Semua yang ada pada Yasmin tampak memesona, seumur hidup, baru kali ini Shen merasakan cinta. Sebelumnya tidak pernah! Bahkan dengan adik kandungnya sendiri, Ahmose Meritamun. Padahal secara gelar Ahmose Meritamun adalah Ratunya, istri pertama sebelum ada istri-istri yang lainnya.
Shen menikah dengan Ahmose Meritamun hanya karna agar tahta kerajaan terus mengalir di darah yang sama dan keluarga yang sama, itulah sebabnya Shen tidak pernah mencintainya, hanya perasaan seorang kakak pada adiknya.
Mengenai kepuasan fisik, Shen sering dapat dari selir-selir yang setiap hari antre mau disayang olehnya, oleh Shen Amun Ra.
Sementara dengan Yasmin?! Dia berbeda, tiap dekat dengannya, Shen merasakan nafsu liar bangkit dari dalam dirinya. Hatinya bahagia, jiwa posesif seorang lelaki selalu ada dalam pikirannya, apalagi setiap kali b******u dengan Yasmin, Shen ingin selalu lagi dan lagi. Untunglah tanda dari Raja terdahulu jatuh ke tangannya, tanda itu akan mengikat Yasmin agar selalu bersamanya, mencintainya, membelenggunya, membahagiakannya, bahkan mengikatnya sampai beberapa kehidupan.
"Aku tahu kau abadi, Yasmin. Tapi terus genggam tanganku, jangan jauh dariku, mungkin nyawa tidak bisa memisahkan kita. Tapi waktu, bisa! Kau akan pergi kemanapun kau bisa. Tapi ingat! Kau harus selalu bersamaku!" Shen berucap dan kembali meraih badan Yasmin.
"Shen, sampai kapan kita akan melayang-layang seperti ini?" tanya Yasmin, mengalihkan perhatian Shen Amun Ra, hatinya bergetar mendengar Shen bilang 'Ingin selalu bersama'.
"Sebentar lagi, Yasmin. Lihatlah cahaya di sana," Shen menunjukkan jarinya, Yasmin mengikuti arah telunjuknya, dan benar saja, ada cahaya emas di sana.
"Astaga! Indah sekali!" seru Yasmin, saat sampai di sebuah ruangan yang isinya berlapiskan emas dan permata.
"Ini rumah kita, Yasmin. Tunggu sebentar," Shen menatap ke atas dan menutupkan kembali lubang yang tadi dia gali, lubang itu menutup seketika, bahkan tanahnya kembali ke bawah tapi tidak sampai menimbun Yasmin, mereka berdua dilindungi goa yang dalamnya benar-benar bak istana.
"Shen!! Kau mau menguburku hidup-hidup?!" seru Yasmin, memucat wajahnya.
"Tenanglah, Sayang. Kalau kau tiada, bukankah aku juga akan tiada?!" goda Shen, meraih Yasmin dalam pelukannya.
"Kau?! Dasar Kau."
"Ini belum seberapa, Yasmin. Setelah ini, aku akan membawamu ke masa lampau, masa ribuan tahun yang lalu, masa saat aku masih menjadi raja. Kita akan menikah kembali di sana, disaksikan para Dewa dan sesepuh kerajaan, apa kau bersedia?" tanya Shen Amun Ra, mengusap bibir Yasmin.
Gadis itu hanya diam, wajahnya sangat pucat. "Ada apa, Yasmin?! Apa kau baik-baik saja?!" Shen panik melihat perubahan muka istrinya.
"Ma-masa lampau?!"
"Iya, Sayang. Masa lampau ...."
"Astaga! Rahasia apalagi yang akan kau tunjukkan, Shen?! Aku tak kuasa. Kau terlalu ... ah! Sudahlah," batin Yasmin, memejamkan matanya.
******
Jangan bosan-bosan buat pembaca baru silahkan tekan tombol LOVE ya, Sayang. Follow juga, terima kasih ....
TBC.