Part 22

1483 Words

Rianna memandangi wajahnya di cermin yang ada di kamar mandi. Selain rambutnya yang berantakan, dia tidak melihat noda iler di wajahnya. Ia mendelik ke arah pintu karena kesal, seolah pintu itu adalah Akara dan menggerutu pelan. Dengan cepat Rianna mencuci wajahnya, menggosok gigi dan kemudian merapikan rambutnya. Ia mengikat rambutnya menjadi sebuah cepolan di atas kepala. Lantas mengusap lehernya dengan air untuk menghilangkan keringat. Bukannya Rianna tidak mau mandi, tapi kondisi tubuhnya yang kurang istirahat belakangan ini tidak memungkinkannya untuk mandi di petang atau malam hari. Alih-alih merasa segar, bisa-bisa Rianna malah drop dan berakhir dengan demam karena masuk angin. Ia keluar dengan wajah yang terlihat lebih segar. Tidak bisa dikatakan se-segar setelah mandi, karena

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD