Hukuman,,,

1982 Words

Seperti hal nya dengan awan, mendung tak selamanya mengiringi hujan atau badai, begitu juga dengan sebuah penantian. Saat Galuh merasakan rindu itu merayap bagai virus, rasa gelisah tetap ikut menyertai rasa itu. "Hallo!" Kembali Galuh menyapa dan detik yang sama kedua sudut bibir Galuh langsung tertarik simetris dan membentuk sebuah senyuman, saat suara bareton itu menyapa indra pendengaran Galuh. "Galuh,,,!" Sapanya dan Galuh langsung bisa mengenali suara itu. "Iya." Jawab Galuh lembut, rasa kesalnya sempat hilang saat suara lembut berbisik di telinganya. "Siapa Galuh?" Kepo Luci tapi Galuh hanya meletakkan ujung jari telunjuk nya di depan bibir sebagai isyarat diam pada Luci tapi Luci tetap kepo dengan segala yang ibu sambungnya lakukan. Pasalnya , sekarang Galuh menjadi tanggung ja

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD